Jakarta, Kemendikbud ---
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan
memprioritaskan perkembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Berbicara
tentang perubahan atau kemajuan dalam sebuah masyarakat, maka yang
memiliki peranan melakukan penetrasi ke dalam adalah SMK. Kemendikbud
ingin mendorong pertumbuhan SMK yang sangat banyak di seluruh Indonesia
terlebih lagi Papua.
Demikian disampaikan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, saat memberikan sambutan dalam
acara Peluncuran Buku Cergam dan Komik Cerita Rakyat dari Sorong Selatan
Papua Barat, di kampus Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta, Selasa
(28/4/2015).
Mendikbud menjelaskan, pentingnya mendorong pertumbuhan SMK
dikarenakan SMK tidak saja sekadar menjadi tempat pelatihan dan mendidik
anak-anak. SMK ke depan, kata dia, akan dijadikan sebagai pusat
pengembangan dan distribusi kemajuan bagi masyarakat setempat. "Bagian
pemerintah untuk membantu menyiapkan infrastrukturnya," tuturnya.
Mendikbud berpendapat, ketika mendirikan sebuah
SMK Pertanian bukan hanya sekadar mendidik anak-anak agar mengerti dan
menguasai ilmu di bidang pertanian saja. Tetapi SMK Pertanian tersebut
diharapkan dapat menjadi tempat para petani dan pihak-pihak lainnya yang
terlibat di bidang pertanian untuk bertukar pikiran, mencari perubahan
teknologi, dan lain-lain. "Jadi tempat ini center for change (pusat perubahan, -red), bukan sekadar center for training (pusat pelatihan, -red)," ujarnya.
Mendikbud mengungkapkan, sebanyak 55 sampai 60 persen siswa di
Indonesia yang lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) tidak melanjutkan ke
jenjang pendidikan selanjutnya. Ke depan, kata dia, proses pembelajaran
seluruh mata pelajaran untuk jenjang SMA akan diselesaikan selama 5
semester dan di awal semester 6 akan dilaksanakan ujian baik ujian
nasional maupun ujian sekolah.
Dia mengatakan, diharapkan ke depan dengan pola
tersebut siswa yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya
dapat mempersiapkannya dengan baik dan bagi siswa yang tidak ingin
melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya akan dipersiapkan
pelatihan khusus oleh negara sesuai minat siswa tersebut. "Dengan begitu
anak-anak kita tidak dipaksa untuk kemudian lulus 6 semester malah
bingung mau melakukan apa sesudah itu," ucapnya. (Agi Bahari)
0 comments:
Posting Komentar