Senin, 18 Mei 2015
- 08.26
- admin
- No comments
Solopos.com, SOLO-Puluhan ribu orang yang berpakaian dominan warna putih memadati Jl. Slamet Riyadi mulai dari Gendengan hingga Gladak, Sabtu (16/5/2015). Mereka membawa berbagai macam bendera yang menjadi identitas masing-masing organisasi Islam. Juga ribuan spanduk MMT bertuliskan ajakan berbuat kebaikan, menyambut Ramadan, dan kewaspadaan terhadap aliran sesat.
Mereka ada yang naik mobil bak terbuka dan ada yang berjalan kaki dari depan Masjid Kota Barat hingga Gladak sambil meneriakkan takbir. Ada juga puluhan orang pasukan berkuda sebagai pembuka parade. Keadaan lalu lintas di jalan utama Kota Solo itu semakin padat karena banyak orang yang berkumpul untuk menonton parade tersebut. Bahkan, beberapa ruas jalan menuju ke Jl. Slamet Riyadi ditutup agar tidak semakin macet.
Parade Tauhid untuk memperingati Isra Miraj dan menyambut Ramadan itu melibatkan berbagai lembaga Islam di Soloraya. Di antaranya Majelis Ulama Indonesia (MUI), Majelis Tafsir Alquran (MTA) pusat, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), Majelis Mujahiddin, dan lima pondok pesantren di Soloraya.
“Kami berharap kegiatan ini bisa mengajak umat Islam untuk mempersiapkan diri menyambut Ramadan secara lahir dan batin. Selain itu, meningkatkan rasa cinta damai antar umat Islam di Solo sehingga terwujud ketenteraman di masyarakat,” kata Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo, saat memberikan sambutannya di Bunderan Gladak.
Selain sambutan, kegiatan itu juga diwarnai dengan beberapa orasi dari organisasi Islam di Soloraya untuk mengajak kebaikan. Seperti yang diungkapkan Perwakilan MTA Solo, Suparno. Ia mengajak umat Islam menjadi umat yang bertaqwa dengan selalu belajar agama, menumbuhkan tauhid, dan meninggalkan perbuatan yang dilarang Allah.
“Islam memiliki kekuatan yang besar saat bersatu. Kekuatan itu bisa membuat bangsa Indonesia menjadi lebih baik jika ada kemauan bersama,” tuturnya.
Di sela-sela orasi, ada beberapa penampilan dari kelompok kepemudaan Islam salah satunya pembacaan puisi dari Isy Karima. Saat itu, ada dua orang pemuda yang membacakan puisi berupa ajakan untuk mencintai Indonesia. Puisi yang berdurasi sekitar lima menit itu mengenang zaman penjajahan Belanda dan sulitnya bangsa Indonesia meraih kemerdekaan. Selain itu, juga ada penampilan baris berbaris dari ratusan pemuda Islam.
Menurut Ketua Pelaksana Kegiatan, Nurhadi, kegiatan yang merupakan kali pertama itu juga bertujuan mengajak umat Islam untuk mewaspadai aliran sesat yang bisa memecah belah masyarakat. Isu-isu perpecahan yang muncul beberawa waktu terakhir membuat organisasi Islam di Soloraya jengah.
“Kami ingin menunjukkan eksistensi umat Islam yang masih solid dan tidak ada perpecahan. Jadi, masyarakat jangan terkecoh dengan gerakan atau aksi yang bisa merusak persatuan dan kesatuan,” imbuhnya.
Sumber : www.solopos.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar