Wakil Kepala Sekolah Pendidikan Karakter Berbasis TIK SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta bidang Humas Jatmiko menyatakan Di era digitalisasi dan informasi banyak di antara sekolah Islam yang berorientasi pada kualitas, hadir di tengah umat yang sadar akan pentingnya pendidikan Islam yang berbasis Qur’an dan bermutu bagi anak-anak mereka. Salah satu jaminan kualitas lulusan mereka pada wali murid adalah kemampuan membaca Al Qur’an dengan tartil setiap anak maka “Peneguhan Takhasus al Qur’an di Era Digital” perlu sinergi baik keluarga, sekolah dan masyarakat serta berbagai pihak-pihak yang berkepentingan seperti dinas maupun persyarikatan. katanya saat menjadi pembicara dalam Sarasehan dan Launching Pengembangan Program Bustanul Qur’an dan Pengelolaan Asrama/Ma’had di sekolah, Madrasah dan Panti Asuhan Muhammadiyah Kota Yogyakarta yang diselenggarakan Lembaga Pengembangan Pesantren (LP2) di aula Pimpinan Daerah Muhammadiyah Yogyakarta Jl. Sultan Agung no. 14, Rabu, 3 Rabi’ul Awwal 1439 H, 22 November 2017 M.
Menurutnya, Guru yang baik bagaikan petani. Mereka menyiapkan bahan dan lahan belajar di kelas, memelihara bibit penerus anak bangsa, menyirami mereka dengan ilmu, dan memupuk jiwa dan hati mereka dengan karakter yang luhur. Guru yang ikhlas adalah petani yang mencetak peradaban yang berkemajuan terarah, terukur dan berkesinambungan.
Seorang pendidik atau mu’allim alangkah indahnya mengetahui Perkembangan Manusia dan Teknologi, kita kenal Generasi X-Y-Z, Generasi Baby Boomersj(1950-1960), Generasi X (1960–j1980), Generasi Y (1980-2000), Generasi Z (2000 -j...) Generasi “Millenials” seperti apa mereka?
Sifat Generasi Milineal di antaranya mencari pengalaman atau experience “menghabiskan dana banyak untuk berlibur. Ceklist Media sosial Facebook dan Instagram penuh foto liburan, makan di luar, mudah bosan, banyak teman di dunia maya, berkomunikasi melalui Whatsapp, Facebook, Twitter, Wechat, Game on Line. Dunia anak adalah dunia melihat dan mendengar, berikan contoh atau teladan. Salah satu kesalahan manusia berinteraksi al Qur’an dengan cara yang disukai bukan cara al Qur’an yang suka. Dan apabila dibacakan Al Qur'an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat. QS. Al A’raaf [7] : 204
Untuk pemateri Sarasehan sesi awal ini Panitia mendatangkan 3 Pembicara yaitu 2 orang dari Kepala SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta Tri Ismu Husnan Purwono, SH., MM, Kepala SD Muhammadiyah Pakel dan 1 orang guru al Islam dan Kemuhammadiyahan “The Future Generation Of Islamic School” SD Muh1, Dwi Jatmiko, S.Pd.I. Pemateri dari SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta menyampaikan tentang model pengembangan al Qur’an di SMA Muh 1 Yogyakarta yang menyatakan bahwa perhatian pada al Qur’an adalah menjadi dasar atau fondasi solusinya GTK harus bisa membaca dan menghafal al Qur’an dengan bentuk kompetensi yang dihargai dengan sertifikat sebagai bukti kalau sudah kompeten dan Pemateri dari SD Muhammadiyah Pakel Yogyakarta memyampaikan bahwa siswa belajar secara klasikal dan penilaian secara mandiri, guru yang mampu membaca benar ayat, serta mampu memotivasi siswa untuk menghafal, menggunakan lagu nahawan dengan ketukan, pendaftaran wisuda ditutup pada bulan mei.
Acara yang dimulai pada jam 07.30 ini diakhiri sampai dengan sesi awal menjelang salat zuhur, selanjutnya Sarasehan dilanjutkan setelah salat zuhur. Peserta sarasehan terdiri dari unsur SD, SMP, MTs, SMA, MA, SMK, Asrama dan Pesantren, LP2 dan Dikdasmen, serta PDM yang berjumlah 137. Humas Jatmiko.
Dokumentasi : SD Muhammadiyah 1 Surakarta
Redaksi : SD Muhammadiyah 1 Surakarta
0 comments:
Posting Komentar