Solo, Jawa Tengah,- Sebanyak 25 Peserta didik penuh semangat riang gembira menabuh gamelan SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta menjadi pertanda dimulainya soft opening International Gamelan Festival (IGF), di area city walk Plaza Sriwedari, Kamis Sore (9/8/2018). International Gamelan Festival (|GF) 2018 mengangkat tema “Gamelan Homecoming” atau pulang ke rumah.
Telah ditetapkan panitia sebelumnya, kelompok karawitan yang memeriahkan soft opening membawakan 4 repertoar wajib, di antaranya geteran, gangsaran roronjolo, lancaran kutha solo, dan terakhir sampak Ji – Mo. Tak lama kemudian, suara yang sama merambat ke kelompok gamelan kedua yaitu SMP Negeri 1, dan di sebelahnya. Berurutan menyambung saling menyabung hingga nomor 73 yang berada di area city walk Balai Kota Solo.
“Pada kesempatan kali ini SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta tampil pertama kali di IGF, Kita pernah tampil di tingkat Nasional. Harapannya anak-anak percaya diri, menambah pengalaman baru yang berbeda karena tarafnya Internasional, mulai teknis kapan mulai dipukul. Kita menampilkan Punakawan sebagai maskot Sekolah Budaya sekaligus mempersembahkan lagu-lagu Nasional kolaborasi gamelan dengan musik modern dan terlebih dahulu membawakan materi wajib dari panitia,” Kata Kepala Sekolah Sri Sayekti, S.Pd. M.Pd.
Menurutnya Punakawan sebagai simbol atau makna-makna mulai dari hal yang bijaksana, 4 tokoh punakawan terdiri dari Semar dan ketiga anaknya, Gareng, Petruk, dan Bagong. Para Punakawan ditampilkan sebagai kelompok penceria dengan humor-humor khasnya untuk mencairkan suasana.
Acara dimulai sekitar pukul 15.35 WIB di Plaza Sriwedari yang dihadiri Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid, Wali Kota FX Hadi Rudyatmo, Wakil Wali Kota Achmad Purnomo, Pejabat MUSPIDA Kota Surakarta dan tamu undangan.
“Selain itu, Punakawan juga memiliki karakter masing-masing yang tentunya patut untuk diselami lebih dalam oleh anak-anak. Akhirnya menjadi keluarga yang harmonis, anak-anak yang taat dalam hal ini Semar,” kata ibu yang akrab dipanggil Yekti.
Suara gamelan terdengar berkumandang di kawasan itu selama satu jam hingga pukul 17.00 WIB. Ratusan masyarakat berduyun-duyun untuk menyaksikan penampilan para kelompok gamelan dalam memainkan alat musik tradisional Jawa.
Di tambahkan Agung Sudarwanto, S.Sn., M.Sn sebagai pelatih merasa bangga dan terharu anak asuhnya bisa menjalankan amanah dengan baik.
Dari sekolah turut membersamai dan mendampingi Kepala Sekolah, Waka Kesiswaan Imam Priyanto, S.Pd., Danardono Sri Pamungkas, S.Sn., Waka Humas Jatmiko, Baruno Nasution, S.Pd.I Hafidz Sinung E, S.Pd, Sri Suwanti, S.Pd, Yuliarto Wiku Prabowo, SE., Rohmadin, S.Sn, dan Nur Sriyanto.
“Untuk pelatih kita dari sekolah ada dua, sedangkan dari panitia ada dua yang disebut Konduktor, semoga acara seperti ini masih ada dan kita bisa dilibatkan kembali untuk membumikan gamelan dan peneguhan ruh pendidikan karakter bagi anak bangsa berkemajuan dan kekinian,”ujarnya.
Humas Jatmiko.
0 comments:
Posting Komentar