Sekolah kreatif (SD Muh. 18) fokus pada pembelajaran abad 21, yaitu pembelajaran dinamis, saintifik, dan Wholistic learning.
Pengembangan inisiatif dan kesadaran sosial diwujudkan dengan pengumpulan shadaqah (kualitas akhlak dan atau karakter anak) kemudian berkunjung ke Lazismu untuk penyerahan dana yang terkumpul (pengenalan thdp gerakan Muhammadiyah sejak dini, merupakan berfikir kritis untuk pemecahan masalah dalam skala kecil dan berkomunikasi dengan lembaga terkait dan juga kolaborasi (kompetensi).
Proses pembelajarannya sebagai berkut ini.
Pertama: Sebelum menuju ke kantor PDM Solo atau balai Muhammadiyah anak anak melihat tayangan lewat lcd peristiwa tsunami dan gempa di palu (literasi sains)
Dilanjutkan simulasi dengan menggunakan media BAK PASIR. Untuk menggamparkan gempa dg cara alas pasar diangkat ke atas pada dua sudutnya maka terjadilah pepohonan, bangunan yang ada di atasnya menjadi berantakan. Siapa anak-anak yang menggerakkan bumi sehingga terjadi gempa? (Iman dan Taqwa)
Inilah gambaran gempa ketika bumi digerakkan oleh Allah SWT.
Anak-anak begitu serius mengamati diorama bak pasir. Dalam pikirannya apa yang akan terjadi? Rasa ingin tahunya muncul sebagi langkah awal dari prosed saintifik.
Proses mengamati dengan matanya sendiri dan mengalami sendiri melalui pengamatannya (olah pikir dan olah hati) dan. Pada akhirnya olah karsa yaitu kesedian untuk memberikan sebagian uang sakunya membantu saudara-saudaranya yang mengalami musibah.
Kedua: setelah dana terkumpul kemudia berangkat menuju Balai Muhammadiyah. Tujuan pertama adalah berkunjung ke rumah Allah (Masjid).
Anak melakukan shalat sunnah tahiyatul masjid dan shalat dhuha (iman dan taqwa). Semua anak melakukannya sendiri. Kebiasaan seperti inilah yang ditanamkan sejak dini (nilai relegius dan disiplin)
Sumbangan yang terkumpul kemudian diserahkan kepada petugas Lazismu, yang diwakili oleh masing- masing keluarga.
Sebelumnya diawali sambutan dan tanya jawab oleh yang mewakili PDM Ska.
Anak mendapat penjelasan bagaimana Muhammadyah (Lazismu) ikut serta membantu para kurban gempa dan tsunami di Palu, Donggala dan Sigi.
Bantuan yang disumbangkan kemudian dihitung oleh petugas Lazismu dihadapan anak-anak.
Anak-anak diperkenalkan bagian-bagian yang ada di PDM kota Surakarta. Diantaranya Radio Mentari
Ustadz Yatimun dengan kesabarannya mengantarkan anak-anak ke setiap kantor bagian/ortom yang ada.
Ini juga kantor yang menangani progarm kegiatan Muhammadiyah.
Kunjungan diakhiri dengan penyerahan sertifikat dan foto bersama dengan pimpinan Lazismu.
-------------------------------------------------- ARTIKEL ---------------------------------------------------------
Kegiatan-kegiatan pembelajaran sekolah kreatif seperti yang tergambar di atas akan mampu menumbuhkan dan membangun ukhuwah sebagai pilar pembelajaran dari yang paling rendah menuju yang paling tinggi. Mulai dari proses ta'aruf, proses tafahum, akan melahirkan proses ta'awun (saling menolong) dan terbentuk takaful (saling menanggung) menghasilkan kemauan untuk tanashuh dan tarahum (menasehati dan menyayangi) sehingga akan tumbuh itsar (mengutamakan orang lain dibandingkan dirinya sendiri didasarkan atas kecintaannya kepada Allah SWT. Sekolah Kreatif memandang alam semesta sebagai obyek alam dalam belajar (sumber belajar) dan merupakan bagian penting ketika siswa melakukan aktivitas akal budi melalui semua indera, akal dan hati sehingga menghasilkan sesuatu berdasarkan hal2 yang sudah diketahui. Islam menuntut pertanggungjawaban indera akal dan hati. Islam melarang menyikapi, mengikuti dan membantah sesuatu tanpa ilmu.
0 comments:
Posting Komentar