SOLO, - Waktu masih menunjukkan pukul 05.00 pagi hari Selasa, (6/11/18). Tapi dua kader SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Surakarta ini sudah bersiap untuk bertolak menuju Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan Kebudayaan (BPMPK) Semarang Pakintelan, Gn. Pati, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Dalam rangka peningkatan kualifikasi akademik dan kompetensi guru dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pembelajaran, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom Kemendibud) yang diadakan di BPMPK Semarang Selasa-Kamis (6-8/11/2018).
Tidak ketinggalan, Delegasi berjumlah dua orang terdiri dari guru TIK dan guru bahasa Inggris sekaligus Graphic Desaigner Majalah Tunas Melati, Yaitu Lilik Haryono, S.Kom dan Sri Martono Lanjarsari, S.Pd.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Jatmiko mengatakan, melalui kegiatan ini, diharapkan dapat mempererat komunikasi antar guru-guru Jawa Tengah dan mendorong agar bisa memajukan sekaligus mencerahkan dunia pendidikan.
“di Era Industri 4.0. di butuhkan keterampilan berpikir kritis dan berfikir kreatif apabila siswa terbiasa dengan active learning yang menekankan komukasi dan kolaboratif, misalnya dengan kemampuan TIK yang memadai,” katanya.
Ketika ditanya melalui WhatsApp utusan sekolah Sri Martono Lanjarsari, mengaku mendapatkan pemandu materi dari Rachmad Effendi Duta Rumah Belajar Jogja, Sigit Suryono Duta Rumah Belajar Jogja, Teguh Santoso Duta Rumah Belajar Jateng. “Acara ini merupakan suatu pelatihan pembelajaran dan peningkatan mutu pembelajaran mulai dari PAUD sampai dengan SMA sederajat. Di mana pembelajaran berbasis TIK mau tidak mau harus kita ikuti karena tuntutan zaman semakin modern,”ungkapnya.
Di tambahkan“tadi mendapatkan pelatihan pengembangan bahan ajar berbasis TIK (Kelas Maya dan Vidio Tutorial Pembelajaran), ke depannya melalui E-learning semua pembelajaran bisa diakses di mana saja, oleh siapa saja, dan kapan saja. Sejatinya teknologi tidak bisa mengganti peran guru dalam pembelajaran, karena ICT itu hanya sekedar perangkat saja. Namun guru yang tidak mahir dalam ICT akan tergantikan oleh orang yang mahir dalam mengoperasikan ICT” imbuhnya.
Seperti quote dr Herwin Hamid, “ICT just a tools. It can’t replace teacher, but teachers who don’t want to learn about ICT, will be replaced by those who do,” ICT itu hanya perangkat, ia tidak bisa mengganti guru, tapi guru yang tidak ingin belajar ICT, akan diganti oleh guru belajar ICT,”Tutup Mr. Lanjar.
Humas Jatmiko.
Senin, 12 November 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar