SOLO,- Salah satu kebijakan Direktorat Pembinaan SD tahun 2018 melalui Sub Direktorat Kurikulum adalah Pelaksanaan Bimbingan Teknis Dalam Jaringan kepada seluruh sekolah dasar secara bertahap. Sebagai tahap awal, Bimbingan Teknis terdiri dari 34 Sekolah Dasar Rujukan (negeri) dan 46 sekolah Dasar Swasta Rujukan.
"Sesuai Nomor Surat 2048/D2/TU/2018 tertanggal 2 November 2018 SD Muhammadiyah 1 Ketelan mendapat amanah melaksanakan Bimbingan Teknis Penguatan Proses Pembelajaran SD dalam Jaringan sejak 7 November Hingga 9 November 2018, Hari Rabu dengan topik Materi Esensial Bahasa Indonesia Kelas 6, Kamis Esensial IPA Kelas 6, Jum’at Esensial Materi Kelas 6," kata Kepala Sekolah Sri Sayekti, Rabu, (7/11/2018).
Program ini diikuti sebanyak 25 guru gugus dua Korwil 3 Kecamatan Banjarsari, yakni SD Muhammadiyah 1 Ketelan, SD Kristen Triwindu, SDN Bromantakan, SDN Beskalan, SDN Ketelan dan SDI Lazuari Kamila serta di hadiri Pengawas Gugus II Drs. Mulyanto, M.Pd.
Menurut Sri Sayekti, dengan cara ini, Di era revolusi industri 4.0 ini, penyelenggaraan pendidikan jarak jauh atau pembelajaran daring ke depannya memiliki peran strategis dalam pemerataan akses pendidikan di Indonesia. Semua interaksi pembelajaran dan penyampaian bahan belajar terjadi secara daring penuh.
“untuk hari pertama dengan narsum Siti Khotimah, S.Pd., M.Pd, Disrupsi harus diiringi dengan inovasi sekolah, perubahan itu sebuah kepastian, urgensinya inovasi dalam menghadapi Era Disrupsi (perkembangan terjadi secara cepat)” bebernya.
Salah satu peserta Jaka Prasetya, S.Si mengemukakan positif antara peralihan sistem belajar offline ke online (e-Learning).
“e-Learning diklaim memiliki sejumlah kelebihan bila dibandingkan dengan sistem belajar offline, di antaranya menghemat waktu belajar, biaya, serta lebih efektif dan tidak terikat tempat, asalkan terhubung jaringan internet, yang muaranya meningkatkan aksesibilitas masyarakat, Efisiensi banyak dicapai melalui pemanfaatan TIK tanpa harus merusak nilai-nilai kemanusiaan,”ujarnya.
Siti Khotimah, S.Pd., M.Pd sebagai narasumber memberikan kesimpulan bahwa Jenis laporan terdiri atas laporan pengamatan, hasil observasi, kegiatan, dan percobaan. Kemampuan esensial yang harus diajarkan pada teks laporanadalah menentukan gagasan pokok, pemahaman kritis teks laporan, menjawab beragam pertanyaan tentang isi bacaan, menulis teks laporan, menelaah kesalahanpenggunaan kata/kalimat/tanda baca pada teks laporan.
Merancang pembelajaran laporan ada dua hal, yakni pertama pembelajaran membaca teks laporan (pemandu grafis dan model DRTA), kedua pembelajaran menulis teks laporan melalui dua pendekatan, yakni pendekatan berbasis teks, dan pendekatan berbasis proyek, ketiga merancang penilaian, membaca laporan, menulis, aspek pembahasan (judul, isi, penggunaan bahasa), dan penilaian sikap.
“tidak perlu jadi juara, untuk jadi pemenang, tidak perlu jadi yang terbaik, untuk bisa dikenang, tidak perlu jadi populer, untuk diterima semua orang, tidaklah perlu menjadi hebat, cukuplah menjadi bermanfaat,”pesan Siti.
Humas Jatmiko.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar