SOLO,- Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta Sri Sayekti, S.Pd., M.Pd., menyampaikan peran kepemimpinan pembelajaran dalam meningkatkan kualitas kemampuan kepala sekolah dan guru di SD Rujukan.
Dia menyampaikan hal itu dalam Workshop Pengimbasan Pendidikan dan Pelatihan Pelaksanaan Kurikulum 2013, PPK, Literasi dan Praktik Baik Sekolah yang diadakan Dinas Pendidikan Kota Surakarta.
Workshop ini diikuti sebanyak 30 peserta di sela waktu libur kepala sekolah dan guru SDN dan Swasta. Bertempat di Aula SD Muhammadiyah 1, Selasa (18/12/2018).
Sayekti menjelaskan, Kepemimpinan perubahan sebuah upaya untuk menciptakan sebuah revolusi dalam perubahan organisasi, sehingga membawa perubahan yang menjadikan semua komponen dalam organisasi itu menyatu dan saling berempati untuk membawa perubahan yang dibuat agar lebih bermanfaat dan memiliki nilai positif terhadap organisasi.
Sedangkan karakteristik kepemimpinan perubahan memiliki visi dan strategi, nilai baru, strategi dan aksi.
“Untuk itu kita harus membedakan dua tipe kepemimpinan, pemimpin transaksional dan transformasional,” terangnya.
Menurut Sri - panggilan akrabnya – pemimpin transaksional bertindak sebagai sumber inisiasi dan inspirasi dengan mendayagunakan penghargaan dan sanksi. Sisi lain pemimpin transaksional, mengembangkan pengaruh melalui komunikasi dan interaksi dengan staf sehingga kedua pihak berinisiatif meningkatkan motivasi dan moral.
“Kepemimpinan pembelajaran merupakan prioses mengintegrasikan dan membimbing pendidik, tenaga kependidikan, meningkatkan kompetensi pendidik-tenaga kependidikan, mengembangkan kurikulum, dan melaksanakan penelitian tindakan untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran,” jelasnya.
Dia menegaskan, kepala sekolah mempunyai peran meningkatkan kualitas pendidikan.
“Kepala sekolah mempunyai tugas untuk memimpin dan mengelola. Karena sekolah yang maju adalah sekolah yang mempunyai kepala sekolah yang paham dalam mengelola sekolah,” terang Sri.
Perempuan kelahiran Surakarta, 13 April 1971 ini menjelaskan, pentingya kepemimpinan pembelajaran untuk mempengaruhi seorang guru menjadi lebih baik dan sekolah berdaya mutu.
“Muaranya mampu berkontribusi sangat signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar siswa, memfokuskan kegiatan warganya untuk menuju pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah. Akhirnya, membangun komunitas belajar warga dan menjadikan sekolahnya sebagai sekolah belajar (learning school),”
Dia juga mengingatkan, “di mana ada kemauan, disitu ada jalan,” pesan dia
Humas Jatmiko.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar