SOLO,- Pendidikan kesehatan menstruasi sangatlah penting untuk anak usia dini. Hal ini ditangkap dengan baik oleh Sekolah Dasar Swasta Rujukan (SDSR) versi Kemendikbud RI, SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta.
Bekerjasama dengan Puskesmas Setabelan, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan guru al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK), sekolah yang berdiri sejak 1935 atau tepatnya delapan puluh tiga tahun lalu itu mengadakan penyuluhan menstruasi, anemia zat besi ditinjau dari segi kesehatan dan keislaman.
Sebanyak 165 siswi mengikuti kegiatan tersebut dengan bergembira hati di aula sekolah setempat, Senin (25/2/2019) siang.
Pada kesempatan itu Syamsiyah dari Puskesmas Setabelan mengajarkan bagaimana saat menghadapi mestruasi, jangan bingung, jangan takut, jangan cemas dan jangan galau.
“Menstruasi adalah normal, Proses peluruhan lapisan dalam rahim (Endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah dari uterus (Rahim) melalui vagina. Apa yang harus dilakukan saat menstruasi/haid? mengamankan darah HAID, dengan memakai pembalut,”tuturnya.
Kapan menstruasi ? Setiap Bulan atau sesuai siklusnya, seperti apa darah menstruasi ? Merah kecolatan/ merah kehitaman, lama mentruasi 3 – 7 hari atau berdasarkan kebiasaan, di akhir mentruasi biasanya darah akan menjadi coklat dan kekuningan tanda menstruasi akan selesai.
Di samping itu juga dijelaskan penyebab anemia, yaitu tidak seimbangnya konsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, meningkatnya kebutuhan tubuh karena kondisi tertentu; remaja yang mengalami tumbuh kembang, ibu hamil, akibat penyakit kronis.
Ruli Sudaryanto, S.STGz petugas ahli gizi Puskesmas Stabelan mengatakan, pengetahuan tentang menstruasi itu sangat penting untuk anak perempuan, supaya anak faham akan menstruasi, baik dari tanda-tandaya, apa yang perlu dilakukan, bagaimana cara membersihkan darah menstruasi.
“Anak yang menstruasi itu juga akan mengalami masalah gizi. Salah satunya anemia yang diakibatkan karena kehilangan darah masa menstruasi, tanda dan gejala “5 L” yaitu letih, lemah, lesu, lelah dan lalai, akibatnya menurunnya kemampuan tubuh, menurunya konsentrasi belajar, kebugaran tubuh, daya tahan tubuh terhadap penyakit dan menghambat tumbuh kembang,” jelasnya.
Penanggulangan anemia bisa melaui konsumsi makanan yang kaya sumber zat besi, mulai dari protein hewani seperti hati sapi, hati ayam, daging, ikan telur, dll, lalu protein nabati mulai dari kacang kedelai, kacang hijau, kacang merah, dll, minum tablet tambah darah (TTD) setiap hari selama haid dilanjutkan tiap 1 minggu sekali.
Kegiatan ini disambut gembira oleh seluruh siswi, termasuk Candra Dewy Cahaya Putri.
“Saya menjadi tahu bagaimana tentang masa remaja atau pubertas, acara tersebut membuat saya tidak takut mengalami menstruasi dan saya menjadi faham apa saja contoh-contoh perubahan fisik remaja, Saya juga memahami contoh hadats besar, hadats kecil dan bagaimana cara mandi besar menurut tuntunan Islami, terima kasih bu Ishayati guru Ibadah,” kata siswi kelas VI itu dengan tersenyum.
Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, Jatmiko mengatakan, kegiatan ini sangat penting bagi pendidikan kesehatan di usia dini.
“Islam merupakan agama yang sempurna dan mencakup semua bidang dalam kehidupan manusia, lebih konkritnya bisa dimulai dari hal pendidikan, anak-anak kita lebih siap menghadapi masa menstruasi dan juga bisa mencegah anak menderita anemia, sehat dan cerdas, bangunlah jiwanya bangunlah badannya. Oleh karena itu para siswi harus mengerti bagaimana merawat kesehatannya, sebelum sakit, Semoga kegiatan ini bisa rutin diselenggarakan,” ujarnya.
Humas Jatmiko.
Kamis, 28 Februari 2019
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar