SOLO,- Kantin Sehat SD Muhammadiyah 1 Ketelan mendukung Pemerintah Kota Solo yang telah berhasil mempertahankan sebagai predikat utama kota layak anak dengan mengikuti Festival Pangan Jajanan Anak Sekolah Berbahan Lokal, Berkampanye bersama Yayasan Gita Pertiwi di Balekambang No.1, Manahan, Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (24/3/2019).
Kegiatan digelar dalam rangka sebagai ajang memperkenalkan berbagai macam olahan pangan bahan lokal yang sehat dan menarik untuk dikonsumsi oleh siswa di sekolah.
"Festival jajanan sehat berbahan lokal ini juga untuk membangun pemahaman bahwa kekayaan pangan yang dimiliki negeri ini harus terus dijaga dan dikelola sebagai dasar untuk bangsa yang lebih sehat, kuat dan berdaulat," ujar Ketua Panitia, Drastiana Nisa.
Sebanyak 30 jenis di Festival PJAS ini selain menghadirkan olahan jajanan yang akan dikonsumsi bersama-sama juga dihadirkan stand-stand makanan yang diolah oleh pengusaha-pengusaha kuliner di kota Solo. Selain itu juga akan ada talk show dan demo uji coba bahan berbahaya pada makanan oleh BPOM. Acara dibuka dan dihadiri Joko Lelono dari Dinas Pendidikan Kota Surakarta.
"Festival pangan jajanan sekolah ini menghadirkan makanan berbahan baku lokal yang diolah secara sehat oleh siswa SMA, SMK dan tim kantin sekolah," lanjut drastiana.
Dia menjelaskan, Pemenuhan kebutuhan gizi tidak hanya dilakukan orang tua namun juga harus dipenuhi di sekolah. Terlebih anak-anak menghabiskan waktu 5 sampai 8 jam di sekolah karena program full day school.
"Dalam rentan waktu tersebut sudah pasti anak-anak memerlukan makanan dan minuman yang bergizi guna mendukung tumbuh kembang anak secara maksimal,"bebernya.
Titik Eka Sasanti, Direktur Gita Pertiwi, menyatakan bahwa salah satu komponen Solo Kota Cerdas Pangan adalah kantin sehat sekolah untuk mewujudkan solo kota layak anak.
Berdasarkan riset tahun 2018 menunjukkan bahwa 30 % orang tua memberi bekal pada anaknya. Sedangkan potret kantin hasil survey memperlihatkan bahwa 48 % jajanan sekolah yang yang dijual adalah gorengan, roti, sosis, nugget, dan chiki. Juga 59 % diolah dengan prinsip pengolahan biasa atau menggunakan bahan makanan tambahan.
“oleh karena itu untuk mempromosikan jajanan sehat berbahan baku lokal diadakanlah festival pangan jajanan anak sekolah,” ujar Titik.
Sementara itu, Koordinator dan Dapur Sehat SD Muhammadiyah 1 Solo Try Yuniarti, S.Si., S.Pd berharap agar peserta didik mampu dan masyarakat umumnya mengenal makanan tradisional, serta dapat mengerti tentang aritmatika jual beli secara sederhana.
”Semoga dengan ini bisa meningkatkan minat dan industri kuliner serta menjadi bekal buat siswa-siswi dan pengelola kantin, khususnya mengenal keragaman, kekhasan jajanan kuliner tradisional Indonesia,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, soal syarat jajanan sehat bagi anak-anak. "Harus penuhi syarat, aman, sehat, bermutu, yang ditemukan mulai dari cemaran mikroba, kimia, penggunaan bahan tambahan pangan yang berlebihan, penggunaan zat-zat yang dilarang, juga bersih, bebas dari kotoran, dan tidak mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan," tandas perempuan berjilbab yang juga wali kelas 5B spesialiasi bidang matematika ini.
Humas Jatmiko.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar