Aryanto selaku Humas SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta menjelaskan bahwa anak didiknya, Raffi dan Rahman, berhasil menjuarai lomba Robotik tingkat nasional dengan predikat juara ketiga.
“Hal ini tentu sangat membanggakan sekolah karena mereka mampu membawa nama baik sekolah dalam ajang fenomenal lomba robotik tingkat nasional. Alhamdulillah kami sangat bangga dan senang karena Mas Raffi dan Mas Rahman mampu membuktikan kembali bakatnya”, jelasnya kepada media pada Senin (15/4).
Ia menambahkan bahwa Raffi dan Rahman mampu melenggang dari babak penyisihan hingga final dengan jalan yang tidak mudah. Mereka berhasil menjadi finalis 5 besar dari 36 tim berlaga dari berbagai sekolah. Babak penyisihan mereka mampu mencetak 70 poin dengan waktu tempuh 1 menit 10 detik. Kemudian, saat babak final mereka harus berjuang menghadapi tim dari 4 sekolah yakni MTS Terpadu Ar-Roihan, Malang; SMP Kristen Petra 2; SMPK Stellah Marris; SMPK Petra Kediri.
Soal yang diberikan panitia pun cukup kompleks sehingga memerlukan analisis strategi yang mendalam. Sesuai panduan soal final dari IARC 2019, kemampuan yang diujikan antara lain, move sesuai jalur tanpa melewati batas rintangan, memindahkan objek, berhenti untuk selang waktu tertentu, dan penggunaan sensor warna untuk mengikuti garis. Robot yang digunakan bertipe LEGO Mindstrom EV3 Home edition.
Tim Raffi dan Rahman yang bernama Robostar mampu membuktikan kemampuannya dengan strategi yang sudah mereka susun. Hal tersebut sehingga dari kelima finalis yang berlomba, mereka mampu menorehkan 40 poin dengan kecepatan 50 detik sehingga menjadi juara ketiga. Adapun juara pertama tim NES Life dari SMPK Stella Maris dengan 50 poin kecepatan 1 menit 12 detik. Juara kedua diperoleh tim DNF Life dari SMP Kristen Petra 2 dengan 40 poin 44 detik. Para juara mendapatkan piagam, tropi piala, dan uang pembinaan dari panitia.
Strategi yang Raffi dan Rahman susun sesuai soal yang diberikan panitia IARC untuk berhasil memenangkan lomba tersebut adalah mengutamakan perolehan poin dengan menyelesaikan line tracer (20 poin) dan bergerak cepat ke finish (20 point).
“Kami dalam lomba fokus pada perolehan poin lalu kecepatan robot karena yang diutamakan adalah poin. Jika poin antar lawan adalah sama maka dipilih robot yang paling cepat,” tandasnya.
Raffi dan Rahman berharap hasil ini akan memicu semangat mereka untuk berlomba pada level perlombaan yang lebih tinggi dan bisa meraih juara.
Aryanto
Humas SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta
081586061554
0 comments:
Posting Komentar