BOGOR- E – money pertama kali disiapkan untuk mengendalikan jajan anak di luar sekolah dan mengantisipasi terus bertambahnya pedagang urban, keamanan dan kenyamanan anak-anak.
Ternyata secara otomatis memaksa anak untuk mengakrabi dan memanfaatkan teknologi informasi, dan komunikasi secara positif dalam kehidupan sehari-harinya.
E – Money, elektronik money adalah kartu pengganti uang sebagai alat transaksi yang terhubung dengan perangkat komputer dan terkoneksi dengan internet. Sebagian orang membatasi literasi hanya kepada aktivitas membaca dan menulis. Tetapi sebenarnya tidak hanya terbatas aktivitas tersebut.
Literasi bisa mencakup semua aspek kehidupan sehingga literasi dapat digolongkan menjadi beberapa jenis literasi yaitu Literasi Informasi, Literasi Statistik, Literasi Teknologi, Literasi Visual, Literasi Kritikal, Literasi Data, Literasi Digital, Literasi Finansial dan Literasi Kesehatan.
Hampir seluruh kegiatan menggunakan e – money masuk ke dalam delapan jenis literasi tersebut, tetapi sekolah lebih menfokuskan pencapaian anak-anak kepada kemampuan literasi Data, literasi digital, dan literasi finansial.
Hal itu dikemukakan Jatmiko, Wakil Kepala Sekolah bidang Humas SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, saat berbicara dalam Diskusi Kelompok Terpumpun Penyusunan Bahan Bimtek PPK di Sekolah Dasar tahun 2019, Kamis (13/6/2019) di Hotel Onih Bogor Jl. Paledang No. 50 -52, Kota Bogor, Jawa Barat.
“Dengan e – money anak-anak memiliki kemampuan memahami informasi yang berupa data, dalam hal ini anak mampu membaca data-data transaksi belanjanya selama satu hari bahkan sampai satu bulan. Dan mampu mengkomnukasikannya kepada petugas maupun orangtua. Walaupun secara otomatis setiap transaksi akan dilaporkan kepada orang tua lewat pesan singkat (SMS),” ujar Jatmiko.
Peserta berasal dari unsur BAN SM, Tim PPK Kemdikbud, PASKA Kemdikbud, Perguruan Tinggi, Praktisi Pendidikan, Direktorat Jenderal GTK, Direktorat Pembinaan Seklah Dasar.
E– money sebagai alat pendidikan karakter sangat tepat meskipun hanya berfungsi sebagai alat transaksi pengganti uang.
E – money mampu dikonfigurasikan dengan totalitas proses psikologis maupun sosial-kulturul yang mencakup olah hati, olah pikir, olah raga dan olah karsa. Dengan e –money anak-anak mampu mengelola spirutal emosionalnya sehingga bisa berlaku jujur, bertanggung jawab, disiplin dan sabar.
E – money juga mampu melatih intelektual anak-anak dalam hal ini Leterasi Finansial sehingga mereka mampu menyusun skala prioritas kebutuhannya. Muaranya anak-anak memiliki kemampuan mengelola fisiknya sehingga mereka mempunyai derajat kesehatan yang tinggi karena mengkonsumsi makanan sehat di kantin sekolah dan tidak jajan di luar sekolah, karena tidak membawa uang tunai. Dengan e – money anak-anak memiliki kreativitas dalam setiap kegiatan sekolah.
“e – money sebagai sarana yang dimiliki sekolah merupakan wujud nyata dari upaya sekolah mendukung pendidikan karakter secara utuh dan menyeluruh, kegiatan di sini berlangsung mulai hari rabu sampai dengan sabtu, 12-15 Juni 2019,” Ujar Pegiat Humas, Jatmiko.
Menurut Sri Sayekti, Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 1 Ketelan, selalu ada kegiatan pendidikan karakter yang harus dikerjakan karena termuat di renstra dan di RKS.
“ada 60 macam budaya sekolah konsekuensinya berbasis pembiayaan, untuk tahun 2019 fokus di literasi, baik digital finansial, e-Learning, presensi, perpustakaan, BUM’S, pembelajaran, berkeraifan lokal meliputi seni karawaitan, pedalangan, tari dan seni rupa membatik,” katanya.
Humas Jatmiko.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar