Turnamen Dakon yang diikuti oleh 14 tim, dalam satu timnya ada dua siswa untuk mewakili tiap kelas, dan dilaksanakan di halaman sekolah untuk bisa disaksikan oleh semua siswa.
Turnamen dakon ini bertujuan disamping mengenalkan salah satu permainan tradisional nusantara juga untuk melatih kepada siswa untuk lebih jujur dan sportif dalam suatu kegiatan, ungkap Hermawan Humas SMP Muh 1 Simpon Solo.
Hermawan juga menceritakan bahwa permainan ini merupakan permainan yang ada di seluruh dunia, contohnya di Jawa dikenal dengan Dakon, di Lampung disebutnya dentuman lamban, di Sulawesi dikenal dengan sebutan Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang dan Nogarata. Di Malaysia juga ada permainan tradisional ini, mereka menyebut congklak sedangkan di Inggris permainan ini disebut Mancala.
Pada umumnya permainan ini khususnya di Indonesia terdiri dari 14 lubang dan 2 lubang besar. Permainan ini dimainkan oleh 2 orang dimana 1 orang berkuasa pada 7 lubang kecil dan 1 lubang besar di sebelah kanannya. Cara bermainnya pun mudah, awalnya mengisi 7 biji di setiap lubang kecil dengan total 98 buah biji, lalu dimulailah permainannya. Mengambil biji tersebut lalu dipindahkan dari lubang kecil ke lubang kecil yang lainnya, naruh satu demi satu di setiap lubang kecil dan di lubang besar. Hingga permainan pun berakhir kalau biji yang berjumlah 98 buah itu telah habis dimasukkan ke lubang besar semuanya.
Selain menyenangkan, permainan ini juga membuat anak-anak lebih berpikir soal untung dan rugi. Tentu bagi Anda yang ingin anaknya ditanamkan jiwa-jiwa bisnis, bisa dengan mengajak bermain dakon. Mengajarkan anak-anak untuk kembali bermain dakon pun tak ada salahnya, meski terkesan tradisional, tak kalah menyenangkan apabila Anda pun bisa membawakan dan menemani bermain dengan seru.
Rabu (19/6/2019)
Rabu, 19 Juni 2019
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar