Hadir pula pejabat dari lingkungan perguruan tinggi. Sedangkan peserta terpilih dari kalangan dosen, guru, mahasiswa, dan pelajar.
“Mewakili SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo, hasil seleksi dari sekitar 300 orang,” ujar Novi, alumni Akademi Pers dan Wartawan, turut berpartisipasi sebagai kolumnis koran hingga saat ini.
Untuk diketahui, kegiatan ini diadakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi sekrang ini tentang generasi tua (baby boomer atau disebut juga generasi X) yang tengah memasuki masa pensiun dan akan digantikan generasi milenial yang lahir tahun 90-an sampai dengan tahun 2000-an.
“Untuk itu, perlu dipersiapkan di segala lini pada generasi milenial ini; karena mereka yang akan memimpin negara ini. Berbagai cara telah ditempuh Balai Bahasa yang menawarkan solusi dengan bahasa dan sastra,” Jelas Novi seorang yang ahli dalam bidang seni, menulis skenario drama musikal dan anggota paduan suara. Juga sebagai pengurus lingkungan sekolah.
Acara dipandu oleh para duta bahasa Jawa Tengah. Dalam kesempatan ini, dihadirkan nara sumber dari pegiat bahasa dan sastra. Ada Ivan lanin, seorang pakar TI yang tertarik pada bidang Bahasa Indonesia yang dikagumi oleh generasi muda sehingga diharapkan mampu untuk menumbuhkan minat bahasa, dikalangan milenial.
Selain itu, Prof. Suminto A. Sayuti, seorang ahli sastra dari Universitas Negeri Yogyakarta, memaparkan peran sastra yang setiap karya itu menunjukkan lokalitas berselimutkan bahasa yang akan membuat generasi milenial itu bisa merajut keindonesiaan.
“Sarasehan ini berlangsung meriah karena topik yang menarik sehingga sesi-sesi pertanyaan selalu penuh. Hingga waktu berakhir, banyak yang belum terakomodasi pertanyaannya. Lalu pertanyaan itu dikumpulkan dan dikelola untuk dikembangkan selanjutnya,” pungkasnya.
Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, Jatmiko mengatakan sebagai insan pendidik, kita semua pasti berharap peserta didik mampu berkembang dengan baik sesuai tuntutan zaman yang dilandasi unggul dalam prestasi di landasi akhlakul karimah.
“Di awali teladan guru mendidik dengan hati, semangat, dan saling Ta’aruf (Mengenal), Tafahum (Memahami), Ta’awun (Menolong), Takaful (Menanggung), Itsar (Mendahulukan orang lain daripada diri sendiri) akan mendapatkan kebaikan, keberkahan pada diri kita. Semakin banyak kita memberi maka semakin banyak kita akan menerima ,” kata Jatmiko, Spesialisasi Bahasa Arab.
Humas Jatmiko.
0 comments:
Posting Komentar