SOLO – SD Muhammadiyah 1 Ketelan, merupakan salah satu sekolah rujukan Pendidikan Karakter berbasis Teknologi, Informasi, Komunikasi dan Budaya kedatangan puluhan tamu. Kali ini, sebanyak 85 peserta dari Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah.
Rasa penasaran jelas terpancar dari wajah dewan guru tersebut, sesaat setelah turun dari 2 bus besar yang mengantarkan mereka. Tampaknya, mereka sudah tidak lagi sabar menengok langsung inovasi dan budaya mutunya.
"Kalau di sini sekolahnya menjadi rujukan mudah-mudahan di Banjarnegara tidak menjadi rujakan dan Insya Allah menjadi rujukan dan bermutu, berkunjung atas petunjuk Muhammad Ali Kotta Barat yang asli dari Banjar, di sini untuk belajar, Kami ingin belajar dari SD Muhammadiyah 1 Ketelan agar menjadi lebih baik dari yang sekarang ini," kata Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah, H. Suwarjo, S.Ag., MM.Pd, dalam sambutannya, Selasa Siang (6/8/19).
Selain itu, ia mengungkapkan seperti apa yang panjenengan (kamu) sering ikuti pesan-pesan dari Prof. Imam Robandi yang namanya gula di mana-mana akan dikejar oleh semut, jadi jangan minder, pesimis walaupun tempatnya pelosok belum masuk Google.
“Setelah belajar di sini semoga ke depan menjadi lebih baik, siswa kami paling moncer 325 siswa, yang lain di bawah 100,” ungkap Suwarjo yang didampingi Ketua FGM. Ketua FGM, Sumono, S.Ag., S.Pd. berharap pada kesempatan ini bisa melihat secara langsung salah satu Amal Usaha Muhammadiyah (AUM yang sudah maju dan mudah-mudahan bisa mengambil manfaat walaupun kondisinya jauh berbeda, semoga di Banjarnegara ke depan terwujud gedung SD atau MI berlantai 3.
Rombongan di terima langsung Wakil kepala sekolah bidang Kurikulum SW. Winarsi, Kesiswaan Imam Priyanto, Sarpras Sahudi, AIK Ahmad Syaifuddin dan waka Humas Jatmiko serta tim 12. Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas dikonfirmasi mengatakan, amanah dari Kemendikbud RI pertama, best practice, persiapan, pelaksanaan, monev, publikasi, literasi digital, TIK untuk PPK dan berpikir abad 21 ( 4 c ), intrakurikuler, kokurikuler dan ekstra kurikuler, lima hari sekolah, gerakan literasi sekolah dan budaya mutu sekolah.
“Pada umumnya narasumber dalam acara studi banding adalah orang-orang yang ahli dibidangnya namun mereka sangat rendah hati, mau berbagi ilmu dan pengalamannya kepada orang lain, dan dari sisi psikologis kita bisa belajar mengakui keunggulan pihak lain,” ujarnya. Usatazah Rosidah, S.Pd.I dari MIM 01 Merden mengatakan, kunjungan ini tujuannya untuk nenjalin silaturrahim yang lebih kuat.
“Setelah silaturahmi harapannya sekolah Muhammadiyah Banjarnegara akan lebih semangat, prestasinya meningkat dan siswanya akan lebih banyak,” katanya.
Humas Jatmiko.
0 comments:
Posting Komentar