SOLO – SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta baru saja unjuk kebolehan meriahkan Pre Event Kreasso atau Kreatif Anak Sekolah Solo. Kreasso tahun ini mengangkat tema “Manunggalang Kawula Anggayuh Aruming Bangsa”. Sukses menampilkan 22 siswa, diperkuat Dalang cilik Gibran Maheswara, pernah tampil sebanyak 90 kali di depan publik, anak bangsa kelahiran Karanganyar, Jawa Tengah, 10 Juni 201, memukau ratusan penonton, di Solo Grand Mall Rabu Malam (11/9/2019).
Dasaangkara mengkisahkan keangkaramurkaan yang telah ditebar dimuka bumi oleh Sang Dasamuka atau Rahwana.
Dasa = sepuluh angkara = keangkara murkaan. Kemurkaan yang telah tertanam dalam pemikirannya, kedua telinganya, kedua matanya, kedua lubang hidungnya (pernafasannya), lidahnya, taringnya, tenggorokannya. Semua yang tersebut di atas sebagai sarana menebar benih angkara murka. Rama sebagai duta "adil dan bebener" tak kuasa membunuh keangkara murkaan Dasaangkara / Dasamuka/Rahwana.
Melihat hal tersebut Anoman segera mengubur hidup Dasamuka dengan Gunung. Meskipun demikian Dasamuka tetap mengaum kesakitan. “Makna dari fragmen "Sang Dasa Angkara" yaitu, bahwa nafsu angkara tak dapat dibunuh, tetapi kita hanya bisa mengendalikan dengan kerendahan hati bahwa semua yang terjadi atas kehendak Allah Sang Penguwasa langit, bumi beserta isinya,”ujar Pembina Ekstrakurikuler Agung Sudarwanto, M.Sn di sela-sela kemeriahan acara. Agung menambahkan, Dengan adanya Fragmen "Sang Dasa Angkara" diharapkan siswa lebih meningkatkan beribadahnya dalam rangka pengendalian diri menuju insan Bertaqwa, Berbudaya dan Berkemajuan.
Ia pun berharap, Kreasso dapat terselenggara secara rutin. Siswa kami siap mengawal Kota Solo sebagai Kota Budaya. Hanya satu-satunya penampil yang menyajikan Teater Tradisi dalam bentuk fragmen wayang kulit. Arni Ferra Sinatra, salah seorang pengunjung, mengaku terhibur dengan pertunjukan yang dibawakan peserta didik Sekolah Pendidikan Karakter Berbasis TIK dan Budaya SD Muhammadiyah 1 Ketelan.
“Bangga ada anak kekinian yang mau mempelajari, melestarikan budaya tradisional walaupun tergerus oleh zaman modern, untuk anak-anak tingkat SD, pertunjukan seperti ini sudah sangat bagus dan luar biasa karena di sajikan secara live,”ujar Arni.
Sementara itu, Jatmiko, wakil kepala sekolah bidang Humas mengatakan bahwa keikutsertaan di Kreasso 2019 merupakan etalase capaian pelajar berprestasi sekolah. "Kreasso merupakan etalase capaian prestasi sekolah, karena di SD Muh 1 ada 30 ekstrakurikuler implementasi dari sekolah pendidikan karakter," pungkasnya.
Humas, Jatmiko.
0 comments:
Posting Komentar