Untuk kedua kalinya, Sekolah Rujukan Budaya SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, Kembali mendapatkan kehormatan tampil diperhelatan resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sebelelumnya, diundang dalam pembukaan “Workshop Bantuan Pemerintah Fasilitasi Sarana Kesenian Satuan Pendidikan Tahun 2018”, Acara ini digelar di Golden Boutique Hotel, Jakarta Pusat, Rabu (7/3/2018) dihadiri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Dr. Muhadjir Effendy, MAP. Untuk tahun ini, Pentas Karawitan melibatkan 50 siswa dengan sentuhan kolaborasi yang apik pegiat seni Sri Suwanti, S.Pd dan Danardono Sri Pamungkas, S.Sn. Berangkat 1 Bus sewaan, 1 pick up, 1 Mobil APV armada sekolah dan 1 mobil tumindak becik, berangkat dari Solo jam 07.30 pagi. Berlokasi di lapangan desa Dawung, kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, para siswa menampilkan beragam seni pertunjukkan tradisional dan modern dalam kerangka Peringati Hari Wayang.
Acara ini di hadiri Direktur Kesenian Dr. Restu Gunawan, M Hum, Kepala Subdit Program, Evaluasi dan Dokumentasi, Direktur Kesenian Kemendikbud, Kuat Prihatin, Kepala Sekolah SD Muh 1 Hj. Sri Sayekti, S.Pd., M.Pd, Bupati Karanganyar Drs. H. Yuliatmono, MM diwakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Karanganyar, Tarsa serta 11 Kepala Sekolah Penerima Fasilitasi Kesenian.
Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, Jatmiko mengatakan, penampilan Fragmen Kolaborasi Musik Tari Wayang Anoman Sang Pinilih dalam acara resmi nasional merupakan kehormatan bagi warga sekolah maupun perguruan Muhammadiyah.
"Merupakan apresiasi yang luar biasa dari pemerintah pusat, dari kementerian terkait dan Direktorat Kesenian yang menjadi panitia, semoga anak-anak zaman milenial ini mampu mengenal kebudayaan Jawa, dan mampu melestarikannya, tidak hanya bermain gadget," ujar Jatmiko kepada jurnalis, Sabtu Sore (2/11/2019).
Sutradalang kondang Ki Agung Sudarwanto, S.Sn., M.Sn turut memperkuat tampilan dalang cilik Gibran Maheswara Juara 1 Festival dalang cilik 2019 kelahiran 10 Juni 2011, dan Brama Kesawa putra Ki Cahyo Kuntadi.
Selain para siswa bisa mengembangkan bakat dan kreativitasnya, juga dapat mengenal lebih jauh tentang aneka jenis seni dan budaya tradisional Indonesia. “Insya Allah ke depan kita akan menyajikan 9 dalang yang mengakselerasikan solah (tempo permainan), elemen instrumental (musik), dan cepengan (memegang/ menggerakkan wayang) yang mengesankan. Keunggulan estetik ini semakin diperkuat profesionalisme pengrawit,” ujar Agung, yang juga Anggota Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kota Solo.
Meski Sering Pentas, Nilai sekolah Dalang Cilik ini tetap Baik. “pihak sekolah selalu memberikan dukungan, al Hamdulillah senang, kemarin juga tampil di Jateng Bermunajat dan pembukaan OlympicAD 2019 di Lapangan Simpang Lima Semarang, Sabtu (26/10/19),” ujar Gibran dalang cilik yang baru kelas 2.
Sinopsis
Kisah ini bermula, Anoman diangkat sebagai Duta Sri Rama Wijaya memastikan keberadaan Sinta di Taman Argasoka.
Shinta, merupakan simbol dari kondisi alam yang “gemah, ripah, loh jinawi, kerta, tata, tur raharja”, yaitu menunjuk situasi alam dan masyarakat baldatun, Thayyibatun wa rabbun ghafur.
Keadaan demikian telah dijamah oleh niat angkara murka, direfleksikan tokoh Rahwana Raja.
Anoman sebagai Duta Sri Rama Wijaya, segera melaksanakan mandat yang diberikan kepadanya. Kedatangan Anoman di Taman Argasoka diketahui oleh Indrajit.
Terjadilah peperangan antara keduanya, Anoman berhasil dirantai oleh Indrajit. Anoman dibakar di tengah alun-alun Negara Alengkadiraja.
Berhasilkah Anoman sebagai duta Sri Ramawijaya ?
Humas, Jatmiko.
0 comments:
Posting Komentar