SOLO - Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta terus berusaha konsisten melakukan terobosan-terobosan dalam proses pelayanan umat dan masyarakat di era kekinian.
Salah satu diantaranya gelar ujian irama Nahawand.
"Salah satu kegiatan pelayanan di bidang agama adalah program Tahsin yang menjadi salah satu produk ciri khusus dan produk unggulan bagi Pendidik Al Islam, Kemuhammadiyahan dan bahasa Arab (ISMUBA),"ujar Humas Tahsin Perguruan Muhammadiyah di Pusdiklat Dharmo Tjahjono.
"Salah satu kegiatan pelayanan di bidang agama adalah program Tahsin yang menjadi salah satu produk ciri khusus dan produk unggulan bagi Pendidik Al Islam, Kemuhammadiyahan dan bahasa Arab (ISMUBA),"ujar Humas Tahsin Perguruan Muhammadiyah di Pusdiklat Dharmo Tjahjono.
Ia menambahkan, untuk mengukur keberhasilan program tersebut, telah terbentuk tim penguji yang terdiri dari tim 14 dan 5, di antara nama tim penguji ada ustaz Abdul Hakam, Sogi, Salim, Asni Fauziyah, Fitriawati M, dan Achmad Sudibyo.
Materi penilaian meliputi makhroj, ahkamul huruf, muruatul ayat, mad wal qashar, penyusunan pola, dan irama.
"Fokus utama ujian irama murattal Nahawand juz 30. Tujuan kegiatan ini memotivasi pendidik untuk membumikan Al Qur'an,"ujarnya.
Materi penilaian meliputi makhroj, ahkamul huruf, muruatul ayat, mad wal qashar, penyusunan pola, dan irama.
"Fokus utama ujian irama murattal Nahawand juz 30. Tujuan kegiatan ini memotivasi pendidik untuk membumikan Al Qur'an,"ujarnya.
Peserta yang diuji sebanyak 120. Mereka berasal dari guru ISMUBA yang tersebar dari SD, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK yang berjumlah 43.
"Al hamdulillah, gelombang pertama diikuti 30 peserta berjalan lancar. sesi pertama di mulai pukul 07.30 -08.45 dan sesi kedua 09.00-10.15 WIB,"imbuhnya.
Sri Sartini yang telah mengabdi mengabdi 14 tahun di SMP Muhammadiyah 1 Simpon mengaku senang dan bahagia adanya program tersebut.
"Senang, ada wadah tahsin yang pada awalnya tidak bisa tahsin Al Qur'an, jadi tahu walaupun hanya sedikit, diusahakan penguasaan makharijul huruf ditambah sebagai modal tahsin atau memperbagus bacaan Kalamullah,"pungkas perempuan berkerudung yang berumur 42 tahun.
Pegiat Literasi, Jatmiko.
"Al hamdulillah, gelombang pertama diikuti 30 peserta berjalan lancar. sesi pertama di mulai pukul 07.30 -08.45 dan sesi kedua 09.00-10.15 WIB,"imbuhnya.
Sri Sartini yang telah mengabdi mengabdi 14 tahun di SMP Muhammadiyah 1 Simpon mengaku senang dan bahagia adanya program tersebut.
"Senang, ada wadah tahsin yang pada awalnya tidak bisa tahsin Al Qur'an, jadi tahu walaupun hanya sedikit, diusahakan penguasaan makharijul huruf ditambah sebagai modal tahsin atau memperbagus bacaan Kalamullah,"pungkas perempuan berkerudung yang berumur 42 tahun.
Pegiat Literasi, Jatmiko.
0 comments:
Posting Komentar