SOLO – Pandemi Covid-19 berdampak signifikan terhadap seluruh sendi kehidupan. Termasuk pendidikan formal. Pembelajaran yang selama ini dilaksanakan dengan tatap muka, secara tiba-tiba harus dilakukan secara daring. Tidak dipungkiri, semua pihak yang mengalami pembelajaran jarak jauh (PJJ) alami kepanikan. Baik guru, siswa, maupun orang tua.
Salah satu inovasi pembelajaran jarak jauh (PJJ) di Sekolah Pendidikan Karakter SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta yaitu internalisasi pancasila via Video Klip di sawah.
“Cinta tanah air, libatkan siswa belajar kepekaan di sawah untuk belajar dan berinteraksi langsung dengan warga masyarakat,” kata Humas, Jatmiko, Kamis (29/10/2020)..
Usia sekolah dasar adalah usia di mana perkembangan kognitif mengalami perkembangan yang cukup pesat, sehingga sangatlah tepat diusia sekolah dasar hal-hal prinsip berkaitan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara ditanamkan.
“Selamat hari sumpah pemuda dan Maulid Nabi Muhammad SAW 12 Rabiul Awal yang bertepatan tanggal 29 Oktober 2020 kita siapkan pemuda kader bangsa via video, vlog atau tontonan yang memberikan tuntunan,”ujarnya.
Generasi milenial dan generasi Z, digadang merupakan generasi emas yang akan membawa kejayaan Indonesia pada 2045. Pancasila sebagai perekat keberagaman suku bangsa dan bahasa yang harus dipertahankan sampai kapanpun.
“Selain kita bekali anak didik dengan ilmu penegtahuan, ketrampilan dan pengalaman memimpin seperti di kepanduan Hizbul Wathan, perlu terus kita tanamkan rasa cinta kepada NKRI,”imbuhnya.
Salah satu siswa kelas 1B Naradiva Pratishtaresmi Maheswari dengan wali kelas Ria Susanti Spi SPd menambahkan, sangat senang diikutkan pembuatan video pendek dan cipta lagu bagaimana pera tiga pilar pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat berinovasi.
”Cara belajar seperti ini bisa membuat siswa-siswi senang dan antusias. Terlebih orang tua juga mengapresiasi dengan bagus,” ucapnya
Kegiatan ini, menurut Agung Sudarwanto dalam rangka terciptanya pelajar pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong royong dan berkebinekaan global.
”Sejak dini harus dilatih dan ditanamkan. Sehingga mereka akan selalu berusaha menerima dan memanfaatkan keragaman dan tidak kehilangan ciri dan identitas khasnya,” tandasnya.
Humas, Jatmiko.
0 comments:
Posting Komentar