SOLO – Tak banyak peserta didik yang mencintai pewayangan. Satu di antara mereka Siswa SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Brama Kesawa putra dari Ki Cahyo Kuntadi Sukesi yang tetap asyik di masa pandemi Covid-19. Pentas wayang kulit secara virtual menjadi pilihannya.
Kecintaan pada kesenian, membuat dia sering mendapat tempat istimewa dalam beberapa pergelaran.
Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, Jatmiko mengatakan di tengah pandemi corona keramaian pentas wayang semacam itu tak bisa dilaksanakan.
Namun, Brama kelas II berhasil mementaskan wayang online tetap gayeng ditandai banyaknya pengguna Internet yang menontonnya.
Wayang mampu menjembatani untuk mendongkrak literasi khususnya mendorong warga pembelajar terutama kemampuan bercerita di era industri 4.0 menuju era society 5.0.
“Di beberapa segmen, Brama tak lupa menyisipi pesan-pesan tentang perlindungan diri agar terhindar dari Covid-19. Termasuk pesan peduli sesama di tengah wabah besar yang melanda dunia ini,” ujar Jatmiko ketika dikonfirmasi, Jum’at (18/12/2020).
Brama mengungkapkan, Live wayang virtual lakon ‘Anoman Duta’, siaran langsung dalam rangka ulang tahun yang ke- 6 tahun Mikaela Humaira Ayu Sujatmiko. Putri Bapak Arif Sujatmiko ST dan Reni Anggraini SH, persembahan H Sunardi Keluarga Susukan - Ciracas - Jakarta Timur.
“al Hamdulillah, senang. Kemarin pentaskan wayang virtual Sabtu 12 Desember 2020 live streaming Kuntadi Channel - Madhangkara Channel, selama 30 menit di tonton 14 ribu selama 4 hari yang lalu,”ucapnya via pesan WhatsApp.
Kebahagiaan Brama semakin lengkap, ketika bercita-cita jadi dalang profesional mendapat dukungan dan pelatih Ki Cahyo Kuntadi ayah kandung Brama.
Untuk mempelajari teknik mendalang tidak mudah, harus memiliki ketekunan dan kemauan keras agar bisa menjadi dalang yang profesional.
Menyampaikan nilai-nilai kehidupan yang baik melalui cerita wayang agar masyarakat mendapatkan pencerahan dalam segala hal kebaikan.
“Latihan 2 kali, Anoman Duta. Kisah kesetiaan prajurit kera kepada Raja, untuk membasmi angkara murka raja Rahwana. Harapan, menjadi generasi yang mencintai budayanya melalui wayang. Main wayang sejak usia 5 tahun,”ucapnya sambil tersenyum.
Humas, Jatmiko.
0 comments:
Posting Komentar