SOLO – SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta pusat pembelajaran sekolah sehat (PKS), dan penyiapan sistem belajar era normal baru, maka perlu kiranya sekolah menekankan pentingnya program penguatan kantin sekolah sehat ramah anak di tingkat sekolah.
Bertujuan meningkatkan pemahaman tentang pangan sehat di lingkungan sekolah, menyediakan pangan jajanan anak sekolah yang berkualitas kepada anak, memperkuat kelembagaan dan pengelolaan kantin sekolah sehat.
“Peningkatan peran sekolah dalam menyediakan pangan sehat berkualitas kepada anak, program higiene sanitasi kantin/pangan sehat di lingkungan sekolah, dan pengembangan media informasi yang berbasis pangan sehat anak sekolah dalam bentuk media online/digital dan offline/cetak,”Kata Kepala SD Muh 1 Ketelan Sayekti, Selasa (30/3/2021).
Usai penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) antara SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta dengan Gita Pertiwi dilanjutkan Workshop B2SA.
Wulan Ayu K, SKM Dinas Kesehatan Kota Surakarta mengatakan masalah gizi pada anak sekolah. Indonesia mempunyai tiga beban masalah gizi (triple burden) yaitu stunting, wasting dan obesitas serta kekurangan zat gizi mikro seperti anemia.
Data Riskesdas 2018 menunjukkan 25,7% remaja usia 13-15 tahun dan 26,9% remaja usia 16-18 tahun dengan status gizi pendek dan sangat pendek. 8,7% remaja usia 13-15 tahun dan 8,1% remaja usia 16-18 tahun dengan kondisi kurus dan sangat kurus. prevalensi berat badan lebih dan obesitas sebesar 16,0% pada remaja usia 13-15 tahun dan 13,5% pada remaja usia 16-18 tahun.
“Makanan beragam, bergizi, seimbang, & aman (B2SA). Tak satupun bahan makanan mengandung zat gizi yang lengkap, sehingga perlu dipenuhi dari berbagai macam jenis bahan makanan,”Ujar Wulan.
Apa yang harus dilakukan untuk memilih makanan yang aman? Makanan disimpan dalam wadah yang bersih dan tertutup. Terlindung dari matahari, debu, asap, dan binatang. Hindari makanan yang dikemas dengan kertas bekas/koran/menggunakan staples.
“Periksa apakah ada benda asing dalam makanan yang akan dikonsumsi. Hindari makanan berwarna terlalu mencolok, terlalu kenyal, rasa manisnya membuat gatal di tenggorokan. Ketersediaan air bersih pada bagian pengolahan makanan, dan ada fasilitas air mengalir untuk mencuci tangan dan membersihkan wadah/peralatan (terpisah),”pungkasnya.
Humas, Jatmiko.
0 comments:
Posting Komentar