SOLO – Majelis Pendidikan Dasar dan Menegah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta terbitkan juz ‘amma Irama Nahawand, Sabtu (24/4/2021).
Buku panduan tahsin tilawah al Qur’an dengan irama Nahawand Perguruan Muhammadiyah Kota Surakarta memuat tuntunan bagaimana membaca al Qur’an dengan menggunakan irama.
Buku panduan disusun bertujuan untuk membantu para guru peserta didik di sekolah/madrasah Muhammadiyah Kota Surakarta yang selama ini lagu dan irama masih berjalan sendiri-sendiri dan bervariatif, sehingga bisa seragamam, senada dan seirama sebagaimana mestinya.
"Dengan berjalannya waktu insya Allah ke depan karakter dan ciri khususnya akan muncul dengan bimbingan guru-guru didampingi team Nahawand dengan koordinasi dan supervisi team PTT Majelis Dikdasmen," ujar Ketua Tridjono, Ketua Majelis Dikdasmen Solo.
Al Qur’an merupakan kitab suci kaum muslimin. Kumpulan wahyu ini dinamakan al Qur’an. Sebagaimana ungkapan yang dikenalkan dalam banyak ayat yang artinya dalah bacaan sempurna. Karena itu sesuai dengan namanya kitab suci ini harus dibaca, tujuannya agar makna dan ajarannya dapat dipahami, selanjutnya diamalkan dan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Bahwa cara membaca al Qur’an itu tidak sama dengan membaca buku-buku yang berbahasa Arab. Maksudinya adalah ada aturan-aturan khusus dalam membacanya,”imbuhnya.
Sementara itu, Jatmiko Humas team Program Tahsin dan Tilawah (PTT) mengungkapkan para ulama sepakat bahwa membaca al Qur’an dengan cara khusus, yaitu dengan kaidah tajwid, hukumnya wajib.
Kesalahan bacaan panjang pendek kata, tebal tipisnya huruf, mendengung atau jelasnya kata yang diucapkan kemungkinan akan mengubah makna.
“Sifat lagu nahawand mempunyai gerak ringan, lemah lembut yang mengharukan, sesuai dengan tingkatan suara yang sederhana. Kegunaan lagu Nahawand melembutkan suatu bacaan, membawa rasa khusu’ dan keinsafan, memberi penyesuaian ayat yang menunjukkan ayat gembira dan sedih,” beber Jatmiko.
Di dalam beberapa literatur tarikh dijelaskan bahwa seni suara atau handasah al saut sudah muncul sejak awal perdaban tanah Arab.
“bahasa Al Qur’an adalah bahasa yang istimewa, bisa dilihat keteraturan kalimatnya, indah dan halus tata bahasanya,”pungkas Jatmiko, yang juga Mahasiswa pascasarjana IAIN Surakarta.
Kontributor, Jatmiko.
0 comments:
Posting Komentar