SOLO – Kepala Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, Hj Sri Sayekti mengatakan sekolah penggerak, adalah sekolah yang berfokus pengembangan hasil belajar siswa secara holistik.
Menurutnya, dengan jalan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, mencakup kompetensi kognitif (literasi dan numerasi) serta nonkognitif (karakter) yang diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
“Kepala sekolah dan guru dari Sekolah Penggerak melakukan pengimbasan kepada satuan pendidikan lain,” kata Sayekti, Sabtu Malam (1/5/2021).
Dalam sekolah penggerak, pendidik memberikan pelajaran tak hanya satu arah, melainkan suatu berbagai aktivitas yang menyenangkan yang memuat kompetensi-kompetensi bernalar kritis, kolaborasi, dan kreatif. Banyak tanya, banyak coba, dan banyak karya.
"alHamdulillah, SD Muh 1 Ketelan Lolos PSP angkatan 1. Melengkapi 5 SK dari Kemendikbud RI, Sekolah Budaya Mutu, Sekolah Penguat Pendidikan Karakter (PPK), Sekolah Model Pembelajaran TIK, Sekolah Budaya, dan Sekolah Rujukan. Di peringatan Hardiknas 2021, bangga menjadi bagian dari SD Muh 1," ujar Sayekti, perempuan muslimah berkerudung.
Program Sekolah Penggerak (PSP) akan menggerakkan sekolah-sekolah lainnya di dalam ekosistemnya untuk menjadi Sekolah-Sekolah Penggerak selanjutnya. PRogram Sekolah Penggerak adalah program untuk meningkatkan kualitas belajar siswa yang terdiri dari 5 jenis intervensi untuk mengakselarasi sekolah bergerak 1-2 tahap lebih maju dalam kurun waktu 3 tahun ajaran.
Berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Tentang penetapan satuan pendidikan pelaksana program sekolah penggerak sejak tanggal : 30 April 2021, nomor : 6555/C/HK.00/2021, tertandatangan Direktur Jenderal, Jumeri.
”Akan lebih lengkap, jika sekolah-sekolah Muhammadiyah juga andil di Pengajar Praktik Guru Penggerak dan Guru Penggerak. Saya sudah mendorong teman-teman Guru potensial. Semangat menjadi guru penggerak,” beber Yekti, manager sekolah yang telah berdiri sejak 1935.
Yekti bersyukur telah mengkantongi izin orang tua Pembelajaran Tatap Muka, misalnya kelas VABCD dari 116 yang mengizinkan 111. Uji coba PTM dengan penerapan protokol kesehatan 5M, secara ketat.
"Memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, dengan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, membatasi mobilisasi dan interaksi, siap divaksinasi," tandasnya.
Humas, Jatmiko.
0 comments:
Posting Komentar