SOLO – Kepala SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta berkesempatan menjadi narasumber dalam seri Webinar Guru Belajar Pembelajaran Tatap Muka Terbatas "Berbagi Praktik Baik Implementasi Pembelejaran Tatap Muka". Kegiatan itu digelar Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah (LPPKSPS) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) .
Ia terpilih menjadi narasumber karena mengantarkan sekolah menjadi Sekolah Penggerak Kemdikbud tahun 2021, Juara 1 Sekolah Sehat Tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2020, Sekolah Dasar Swasta Rujukan Nasional Kemdikbud.
Dalam paparannya, Hj Sri Sayekti SPd MPd menekankan pentingnya membaca aspirasi dan persetujuan, mempelajari SK Perda, SKB 4 menteri, yaitu Kemdikbudristek, Mendagri, Menag dan Menkes.
“Di awali persiapan pembentukan satgas Covid-19 intern sekolah, kerja sama dengan satgas dinas atau MCCC muhammadiyah, sosialisasi ke peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat serta ceklist sarana prasarana,”ungkap Sri Sayekti.
Ia menambahkan, perlu memantapkan dibidang sanitasi dan kebersihan meliputi toilet bersih, sarana cuci tangan, disinfektan. Fasilitas kesehatan tidak kalah pentingnya, tersedia ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), area wajib masker, thermogun, dan akat semprot.
Standar Operasioanl Prosedur (SOP) Pembelajaran Tatap Muka (PTM), perijinan, gugus satgas, sosialisasi dan kesepakatan. Sekolah harus memetakan warga sekolah meliputi data comorbid, data transportasi, data zonasi, data tracking, dan kesepakatan.
“Untuk pelaksanaan SOP ijin orang tua, blended learning daring dan luring bersamaan, prokes ketat disiplin penerapan 5 M, dan tatap muka terbatas 50% daring dan 50% luring,” beber Sayekti.
Webinar itu berlangsung melalui Zoom Meeting dan disiarkan di kanal YouTube LPPKSPS TV. Kegiatan dimoderatori Samsuri SPd MPd Widyaiswara LPPKSPS dan diikuti para peserta dari seluruh Indonesia serta peserta mendapatkan fasilitas E-Sertifikat Gratis Terbatas.
“Evaluasi, lupa memakai face shield, penjemputan belum lancar, keterlambatan penjemputan. Ada kendala kesadaran pembiasaan ubah laku, masih belum siap luring ke darig, low good habit. Solusinya adalah fasilitasi masker dan face shield, sistem sifting pejemputan, dan galakkan komunikasi dan sosialisasi,”pungkasnya.
Humas, Jatmiko.
0 comments:
Posting Komentar