SOLO – Pandemi Covid-19 yang tidak kunjung usai membuat kondisi psikologis/mental masyarakat menjadi terganggu. Kondisi demikian tidak jauh berbeda yang terjadi pada dunia pendidikan. Dampak akibat pandemi covid-19 menyebabkan peserta didik mengalami gangguan psikologis atau mental.
Hal tersebut disampaikan oleh Hj Sri Sayekti MPd saat menjadi narasumber bertajuk ‘Pentingnya Menjaga Imun dan Psikologis Peserta Didik Menghadapi Tahun Ajaran Baru’ Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, Via Online Zoom dan Youtube Live Direktorat Sekolah Dasar, Kamis (8/7/2021).
“Sekolah sebagai lembaga formal merupakan garda depan dalam membekali generasi bangsa yang cerdas, kompetitif, kuat, tangguh, serta sehat lahir dan batin. Peran guru dan keluarga sangat besar untuk meminimalisir dan mengatasi timbulnya gangguan psikologi peserta didik akibat terdampak pandemi covid-19. Pendampingan guru dan keluarga terhadap peserta didik sebagai upaya agar tujuan pembelajaran tercapai,” ujar Sayekti.
Kemudian, sebagai sekolah mitra pemerintah dan masyarakat berusaha dan berupaya dengan bekerja optimal untuk mengabdikan diri serta melayani masyarakat (peserta didik ) agar tetap menjadi manusia yang berilmu, mandiri, kompetitif, kuat, sehat
psikologis/mental, dan berkarakter.
Program-program Tahun Pelajaran 2021/2022 untuk penguatan bidang psikologi dan imun peserta didik antara lain Program Kultum dan Tahfidz bagi guru dan peserta didik sebelum kegiatan pembelajaran dengan tujuan untuk membangun dan menguatkan spiritual. Pengelolaan pembelajaran dibangun dengan projek serta kegiatan yang menyenangkan.
“Untuk membiasakan kesadaran ubah laku peserta didik dan PHBS. Menjalin kerjasama dengan lembaga psikologi untuk menjembatani dan memfasilitasi peserta didik dan orang tua berkonsultasi ke sekolah sesuai situasi serta kondisi masa pandemi,” ujar Sayekti Kepala sekolah penggerak.
Di tambahkan, di tengah pagebluk Ovid-19, sekolah berinovasi berkeuggulan melalui Program Siaran Pembelajaran dan Sekolah Menyapa melalui Radio Solo Belajar ( RSB ) SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta. Kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan potensi, minat, serta bakat peserta didik padamasa pandemi Covid-19.
“PTM terbatas ( mengacu pada kebijakan daerah setempat ). Pelaksanaan kegiatan PTM terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan dan mengutamakan keselamatan peserta didik. Pembelajaran Tatap Muka terbatas dengan ketentuan 50% luring dan 50% daring. Metode yang digunakan pada pembelajaran ini adalah Blended Learning. Peserta didik dibekali dengan modul siswa sebagai panduan/acuan ambahan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,” pungkasnya.
Kontributor, Humas Jatmiko.
0 comments:
Posting Komentar