SOLO – Kota Solo sangat tergantung pada pasokan sayur, buah dan protein dari wilayah lain. Potensi produk urban farming (sayur, buah, ikan) di kota Solo sangat besar (Serial diskusi cerdas pangan, Juli 2021). Telah terjadi pergeseran tujuan urban farming di masa pandemi Covid ini. Dari semula hobi, bergerak untuk pemenuhan pangan keluarga dan komunitas kemudian bergeser menjadi sumber pendapatan keluarga.
Hal ini bila dikelola dan diorganisir, kemudian disambungkan dengan kebutuhan masyarakat kota Solo, akan memperpendek rantai distribusi pangan, memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Solo sekaligus menggerakkan bisnis pangan di kota Solo. Oleh karena itu diperlukan wadah untuk mempertemukan produsen dan konsumen pangan di kota Solo.
“Bertujuan mendorong kerjasama antara produsen sayur/buah dan protein hewani antara produsen dan konsumen di Solo Raya,” Jelas Direktur Program Yayasan Gita Pertiwi Titik Eka Sasanti, pada zoom dan live youtube, Jum’at (6/8/2021).
Menghadirkan narasumber dari SD Muhammadiyah 1 Ketelan Hj Sri Sayekti MPd, Kelompok hidroponik 04 Mojosongo Sunarto, CV Mekar Tekno Dedy Fachrudin dan H Muhammad Zain SH Kabid aneka usaha perumda PAU Pedaringan dengan Moderator Kabid Ekonomi Bapppeda Surakarta Fransisco Amaral SSTp Msi.
Survay Literasi, Pola Konsumsi dan Akses Pangan Masyarakat (YLKI-Gita Pertiwi, 2019), juga menunjukkan bahwa sumber protein yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Solo adalah tahu/tempe (94%), telur (89%) dan daging ayam (54%).
“Pandemi Covid-19 justru menurunkan konsumsi protein nabati (daging ayam dan daging sapi) sebesar 10%. Penurunan konsumsi ini disebabkan karena penurunan daya beli dan kelangkaan produk di masa-masa tertentu (suplay terbatas),” jelasnya.
Pada kesempatan itu, Hj Sri Sayekti MPd mengemukakan, kantin sehat berupaya maksimal optimal mewujudkan Ketersediaan Beragam Pangan Bergizi, Seimbang, dan Aman Berperan Mencerdaskan Bangsa.
Bahan pangan yang diolah dan disajikan dikelompokkan baik dari Padi-padian yang terdiri dari beras, jagung, terigu. Umbi-umbian yang terdiri kentang, ketela pohon, ubi jalar, talas. Pangan hewani yang terdiri dari ikan, daging, telur, susu.
“Untuk makan siang agar tercukupi kebutuhan gizinya, tim menyusun menu setiap bulannya memenuhi 8 unsur. Untuk jajanan di kantin beragam makanan yang sesuai SOP. Disajikan, secara bergiliran jajanan tradisional dari bahan selain gandum dan beras menjadi salah salah jenis makan yang juga disajikan,” jelasnya.
Humas, Jatmiko.
0 comments:
Posting Komentar