SOLO – Pandemi Covid-19, tak halangi sekolah penggerak merdeka belajar di era industri 4.0 menuju era society 5.0. Maka dibutuhkan kepemimpinan transformatif. Kepemimpinan transformasi merupakan gaya kepemimpinan yang menginspirasi dan memberdayakan individu, kelompok dan organisasi dengan cara mentransformasi paradigma dan nilai-nilai organisasi menuju kemandirian.
Untuk mentransformasi paradigma dan nilai-nilai tersebut diperlukan pemimpin yang teladan dan mampu membangun optimisme dan percaya diri para pengikutnya. Mengapa kepemimpinan transformasi? keluar dari stigma : sekolah besar dan tua akan sulit dikembangkan lagi keluar dari zona aman dan nyaman.
Pernyataan tersebut, disampaikan Sri Sayekti, akan disampaikan besok di Webinar Kepemimpinan Transformatif yang digelar FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sabtu (28/8/2021)
“Perjalanan panjang 86 tahun SD Muh 1, melahirkan sekolah dengan budaya mutu. amanah Kemdikbud Ristek, sekolah penguat pendidikan karakter nasional, sekolah model pembelajaran berbasis TIK, sekolah budaya, sekolah rujukan dan sekolah penggerak, besok Webinar bersama Dekan FKIP UMS Prof Dr Sutama, dan BPH UMS Dr Sabar Narimo,” tandasnya.
Menurut Dia, “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.“ QS Al-Insyirah Ayat 5-6
Menurut Sayekti, upaya yang bisa dilakukan baik sekolah maupun pribadi. Diawali pertama, Menyamakan cita-cita membawa SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta diusianya ke - 86 menjadi sekolah berkemajuan dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Kedua, Memotivasi seluruh warga sekolah untuk melakukan perubahan dan tagline Tinggalkan Kebiasaan ikuti perubahan, meninggalkan kerja individual menjadi kolaborasi. Ketiga, Me-branding ulang sekolah dengan program-program unggulan.
Secara pribadi memperkuat Spiritual, dengan menyakini bahwa setiap amanah yang diberikan akan dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan Yang Maha Esa, Bahwa di setiap kesulitan itu ada kemudahan Memperkuat Mental dengan membangun optimisme. Selalu Belajar dan mengembangkan kapasitas untuk memaksimalkan energi dengan positif.
“Bersilahturahmi dengan mengunjungi orang-orang yang telah lebih dulu sukses. Mau berbagi dengan menyakini bahwa sebaik-baiknya orang adalah yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain, dan peserta bisa mendaftar di fkip.ums.ac.id/kepemimpinan-transformatif,” pungkasnya.
Kontributor, Humas Jatmiko.
0 comments:
Posting Komentar