SOLO – Sekretaris Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah memantau pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di sekolah penggerak SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta.
Didampingi Sekretaris Dikdasmen Solo Drs H Yatimun, Ketua Komite Drs H Harminto, disambut Kepala Sekolah Hj Sri Sayekti, Waka Kesiswaan Imam Priyanto, Humas Jatmiko dan Kasatgas Covid-19 Ahmad Syaifuddin, Kamis (23/9/2021).
“Saya sendiri sudah melihat beberapa persiapan Pembelajaran Tatap Muka terbatas, sekolah ini sangat terkesan dengan persiapan yang sangat matang mulai dari pakta integritas, pernyataan dari orang tua, sampai dengan persiapan kelas, dan pola shiftingnya. Besok akan saya lihat lebih dekat lagi,”ujar H. R. Alpha Amirrachman, M.Phil., Ph.D., Sekretaris Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah.
Menurutnya, Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah sudah membuat surat edaran, yang disertai dengan, Prosedur Operasional Standar, setebal 29 halaman, yang di dalamnya memuat berbagai prosedur, ketika sekolah akan pembelajaran-pembelajaran di masa pandemi baik itu secara daring maupun secara luring PTM terbatas.
“Saya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta ini untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Insya Allah kita semua akan berjalan dengan baik, ikuti prosedur protokol kesehatan, dan juga tentu saja di masa yang masih era pandemi saat ini harus berkolaborasi dengan Pemerintah,” tuturnya.
Pria yang juga menjabat direktur Seameo Seamolec Indonesia itu mengatakan itu sudah kita atur, dipersilakan sekolah-sekolah Muhammadiyah untuk mengikutinya.
“Itu sudah kami tulis secara lengkap, bagaimana nanti siswa kalau datang dari rumah ke sekolah, naik apa, lalu, apa yng harus dilakukan tiba di sekolah, kelasnya seperti apa, berapa jumlah yang ada di kelas, bagaimana kondisi ruangan kelas, sirkulasinya harus terbuka, dan lain sebagainya,” ungkap Alpha.
Ia menerangkan, prinsip yang pertama yang harus dipegang adalah keselamatan jiwa. Itu tetap menjadi prioritas yang paling utama, yang kedua, hak anak-anak didik kita untuk mendapatkan pembelajaran tidak boleh terputus.
“Apapun harus dilakukan oleh sekolah, baik itu luring daring, PTM terbatas, yang penting siswa-siswa kita, tidak kehilangan pembelajaran, yang berkualitas, dan bermakna,” katanya.
Humas, Jatmiko.
0 comments:
Posting Komentar