SOLO – Guru berperan penting untuk mendidik peserta didik secara akademik maupun non-akademik dalam rangka penyiapan sumber daya manusia di era Revolusi Industri 4.0. menuju era society 5.0. Di tengah pemerintah menggeser libur hari Maulid Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabiul Awwal, mestinya jatuh Selasa, 19 Oktober ke hari Rabu, 20 Oktober 2021 untuk mencegah kenaikan Covid-19.
“Pada dasarya dhawuh pemerintah apa?, sebagai guru tetap mengawal pendidikan sampai tuntas. Aja kesel anggone ndedher pakarti becik, tumrab putra siswa,” kata Wali kelas 3C SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Ki Agung Sudarwanto SSn MSn, Selasa (19/10/2021).
Walaupun teknologi informasi berkembang demikian cepat dan sumbersumber belajar mudah diperoleh, peran guru sebagai pendidik tidak tergantikan oleh kemajuan teknologi.
Tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi setiap peserta didik. Oleh sebab itu, profesi guru sangat lekat dengan integritas dan kepribadian; guru tidak hanya bertugas untuk mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya.
Tugas guru sebagai pendidik adalah menanamkan nilai-nilai dasar pengembangan karakter peserta didik dalam kehidupannya, termasuk dalam pemanfaatan kemajuan teknologi informasi secara bijak serta sebagai inspirator bagi anak didiknya.
Guru hendaknya tidak sekadar menyalahkan dahsyatnya perkembangan teknologi informasi, melainkan mampu mengarahkan potensi positif kemajuan tersebut.
“Karena dari nabi Muhammad Saw., itu yang paling patut di contoh adalah ahlakul karimah. Minimal pada hari besar Islam seperti maulid nabi anak-anak bisa berahlakul karimah,” lanjut Dalang Kondang Berkemajun sambil tersenyum.
Pendidikan merupakan salah satu cara mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia. Guru harus mampu menggunakan berbagai strategi dalam membentuk akhlakul karimah.
Siswa yang memiliki akhlakul karimah selalu menunjukkan perilaku yang baik dalam hubungan pada Allah, hubungan kepada sesama, hubungan kepada lingkungan dan hubungan dengan diri sendiri.
Terjadinya degradasi moral dibutuhkan kreativitas, spiritualitas, dan ketetapan strategi guru dalam melakukan pembinaan akhlak siswa.
“Hubungan dengan diri sendiri menjaga, merawat tubuh dan mematuhi tata tertib,” pungkasnya.
Humas, Jatmiko.
0 comments:
Posting Komentar