Perlu prioritas dan dead line dalam belajar untuk mencapai prestasi. Hal itu yang diungkap Tsabita Ratu Khairunnisa, alumni siswa SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta saat menjadi narasumber kegiatan kelas inspirasi secara virtual pada Sabtu (9/10). Kegiatan tersebut diikuti 91 siswa kelas 9 dan Ustaz-Ustazah.
Tsabita Ratu Khairunnisa menceritakan kesan kehangatan dan kekeluargaan yang didapatnya saat belajar di SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta. Kegiatan-kegiatan di sekolah juga berkesan seperti edutrip, home stay, dan lain-lain.
“Ustaz-Ustazah (guru-guru) di SMP Muhammadiyah PK itu “ngemong” dalam kegiatan belajar di sekolah. Misalnya ada materi yang kurang dipahami, Ustaz-Ustazah selalu siap dengan sabar untuk membimbing dan mengajari,” cerita mahasiswi Telkom University.
Tsabita (sapaan akrab) menjelaskan dalam belajar agar mencapai prestasi maka kita perlu menentukan prioritas dan deadline. Artinya, kita harus mengatur prioritas tentang apa yang belum dipahami dan paling susah terlebih dahulu untuk dipelajari. Tugas sekolah diusahakan selesai sebelum deadline. Untuk waktu belajar masing-masing orang memiliki waktu berbeda.
“Prioritas dengan memilah-milah mana yang bisa dan cepat dipelajari serta mana yang susah dipahami. Saya biasanya belajar saat malam dan suasana tenang,” kata Tsabita peraih nilai Ujian Nasional (UN) tertinggi saat di sekolah dan Juara MTQ tingkat Provinsi tahun 2017.
Saat ditanya tentang kiat sukses di lingkungan baru, Tsabita menambahkan bahwa mulai sekarang harus belajar keluar dari zona nyaman untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Kita berusaha untuk belajar mandiri dan bersikap lebih dewasa sesuai dengan tahap-tahap yang kita lewati.
“Mulai sekarang harus mempersiapkan diri keluar zona zaman baik mental maupun fisik dan beradaptasi di lingkungan yang baru. Jangan terlalu culture shock,” ungkapnya.
Akhir pembicaraan, saat ditanya moderator diskusi, Ustazah Latifah Suryani, tentang motivasi terbesar dalam hidup. Tsabita mengaku bahwa motivasi terbesar adalah orang tua.
“Saya ingin membahagiakan orang tua. Jujur, role model saya adalah Papa karena beliau selalu membimbing Bita. Beliau selalu memacu Bita dalam memperoleh prestasi dan mengikuti pendidikan. Selama ini Bita banyak mendapatkan sesuatu dari Papa. Papa pengaruh besar Bita. Bita,” ceritanya sambil meneteskan air mata.
Humas SMP Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta
0 comments:
Posting Komentar