Rabu kemarin (15/12) para kepala sekolah penggerak Kota Surakarta mengikuti kegiatan Lokakarya Program Sekolah Penggerak di Novotel Solo. Kegiatan yang dilaksanakan setiap bulan ini akan terus dilaksanakan hingga pertemuan ke sembilan dan saat ini telah berlangsung pertemuan yang kedua. Terdapat pelatih ahli yang menjadi pemateri di dalam forum tersebut.
Ada dua tema besar yang dibicarakan dalam lokakarya tersebut yaitu menggali dan memanfaatkan data sekolah dan praktisi pendidikan internal yang perlu dibentuk di lingkungan sekolah. Seperti yang lazim diketahui saat ini, data sekolah yang digali hanya berotasi antara data guru dan siswa. Padahal ada banyak data sekolah yang bisa digali dan dimaksimalkan, seperti data hasil belajar siswa. Bahkan karakteristik wali siswa bisa menjadi sebuah data yang penting untuk sekolah.
Kepala sekolah penggerak memang dipersiapkan untuk mampu menghadapi berbagai tantangan (challenge). Seperti halnya di lingkungan sekolah yang di dalamnya ada banyak guru dengan latar pendidikan yang berbeda. Kepala sekolah harus peka melihat beberapa guru yang berlatar pendidikan berbeda namun memiliki kesamaan bakat dan minat. Kesamaan tersebut dapat disatukan untuk menciptakan suatu program sehingga tercipta praktisi internal disekolah.
“Rabu kemarin saya di Novotel selaku Kepala Sekolah Penggerak mengikuti lokakarya yang kedua. Saya menemukan berbagai pengetahuan baru, bahwa data sekolah tidak hanya berkisar antara kepala sekolah, guru dan siswa. Ada banyak sekali data sekolah yang bisa kita rangkul untuk mengembangkan sekolah. Kemudian, di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta terdapat 38 GTK dengan latar pendidikan yang tentunya berbeda namun memiliki bakat dan minat yang sama. Kesamaan bakat dan minat tersebut bisa dihimpun untuk menciptakan praktisi di sekolah,” ujar Kepala SMP Muhammadiyah 8 Surakarta, Rusmanto, S.Pd.I., M.Pd.I., Kamis (16/12).
0 comments:
Posting Komentar