Refleksi terbimbing merupakan media untuk mendokumentasikan perasaan, gagasan, pengalaman, serta praktik baik yang telah selesai dilakukan. Melalui kegiatan tersebut, siswa dan guru akan terdorong untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Seperti yang dilakukan kelas V SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta, secara terbimbing siswa melakukan refleksi bersama gurunya, Selasa (8/12/21). Kegiatan ini dilakukan setelah selesai Penilaian Akhir Semester (PAS) I dan diagendakan setiap semester sekali.
Menurut Andi Arfianto, guru kelas V, model refleksi yang digunakan dalam kegiatan ini adalah model 4F(Facts, Feelings, Findings, Future).
"4F merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway yang diterjemahkan menjadi 4P, yaitu Facts atau Peristiwa, Feelings atau perasaan, Findings atau pembelajaran, dan Future atau penerapan," ungkapnya.
Teknisnya, siswa diminta untuk menuliskan refleksi yang dimulai dari tahap peristiwa. Mereka menuliskan pengalaman saat mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) maupun pembelajaran tatap muka (PTM), terkait hambatan atau permasalahan yang dialami saat mengikuti pembelajaran dan solusi untuk mengatasinya.
Langkah kedua, siswa menuliskan perasaan yang dirasakan saat mengikuti kegiatan pembelajaran dan alasannya. Ketiga, siswa menuliskan pemahaman terkait materi pembelajaran yang sudah didapatkan, apakah bisa memahami secara utuh atau hanya sebagian saja. Terakhir, siswa menuliskan tindakan untuk perbaikan setelah belajar dari peristiwa atau pengalaman yang sudah didapatkan.
"Tahapan selanjutnya, siswa menempelkan hasil refleksi tertulis di papan yang sudah disiapkan oleh guru secara bergantian," imbuh Andi.
Melalui kegiatan refleksi terbimbing tersebut, Andi berharap bisa melatih dan mengasah keterampilan siswa dalam menulis dan menyampaikan gagasan reflektif.
Muhamad Arifin / Humas SD Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta 081329718196
0 comments:
Posting Komentar