Kamis, 23 Desember 2021

Roots Day Deklarasi Anti Perundungan

Rabu, 22 Desember 2021 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta menggelar puncak kegiatan Roots Day Deklarasi Anti Perundungan  dengan mengundang Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (P3APM) serta Komite Sekolah. Deklarasi Anti Perundungan merupakan puncak rangkaian kegiatan sekolah penggerak setelah memilih 30 Agen Perubahan dan mengikuti 10 kali diklat bersama Fasilitator. Ketua Deklarasi Agen Perubahan, Dra. Willys sari Listiyani, M.Pd. berujar bahwa ini bukan puncak kegiatan Agen Perubahan melainkan ini awal Agen Perubahan bergerak menyebarkan kegiatan positif dimanapun berada, baik di lingkungan sekolah ataupun di lingkungan tempat tinggal mereka.

Adapun susunan acara kegiatan sebagai berikut: Pembukaan, Pembacaan Alquran, menyanyiakan Indonesia Raya dan Sang Surya, Sambutan-sambuatan, Pemutaran video, deklarasi Anti Perundungan,  Hiburan, Musikali puisi, Pagelaran Agen Perubahan  dan penutup Sambutan kepala SMA Muhammadiyah 1 Surakarta mengucapkan selamat datang 30 Peserta  Agen Perubahan kita bersama akan mewujudkan Sekolah Penggerak yang aman, nyaman, inklusif dan menyenangkan.

Sambutan dari Majelis DPM Muhammadiyah sekaligus komite, Drs. H. Trijono, mari kita ciptakan slogan “Sekolahku adalah Surgaku” sehingga kita merasa nyaman berada di sekolah. Dari P3APM, Reni Andri Lestari,ST., MM., berujar memberi apresiasi untuk sekolah yang aman, nyaman non diskriminasi sesuai sebutan kota Surakarta sebagai Kota Layak Anak. Selamat untuk Agen perubahan yang Bersama-sama mewujudkan Anti Perundungan menolak Bulliying saling memberi dorongan, memotivasi. 

Puncak Acara yaitu Deklarasi Anti Perundungan yang ditirukan oleh seluruh hadirin dilanjutkan penandatanganan Deklarasi Anti perundungan di papan yang sudah disiapkan panitia. Paitia seluruh kegiatan Deklasari adalah anak.

Isian Materi  dari salah satu Agen perubahan yang mengenalkan  Agen perubahan dan mengkampanyekan Anti Perundungan. Perundungan adalah segala bentuk perilaku intimidasi atau penindasan dari satu individual atau kelompok yang lebih kuat dan dilakukan secara berulang - ulang. Contoh sederhana kasus perundungan yang terjadi di sekolah yaitu, mengolok – olok seseorang dengan nama orang tuanya dan sikap senioritas dengan menegur adik kelas karena penampilannya tak sesuai aturan dengan gaya bicara kasar.

Sebelum ditutup ada penyampaian pesan dan kesan yang disampaikan oleh Gajendra Sitala dan Lisa Ayu yang mengucapkan terimakasih telah dididik mengenai pentingnya Stop Bulling sehingga muncul kesadaran untuk kebih memperhatikan lingkungan dan sekitarnya karena bulliying tidak hanya antar siswa tetapi bisa d lingkungan tempat tinggal mereka. Stop Bulling harus selalu di perjuangankan dimanapun kita berada.

Kegiatan diakhiri dengan foto bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar