Solo. Abrasi di pantai sangat berpengaruh bagi kehidupan pada daerah sekitar pantai. Bahkan, abrasi mampu menghilangkan daratan yang ditempati manusia. Abrasi atau erosi pantai adalah suatu proses alam berupa pengikisan tanah pada daerah pesisir pantai yang diakibatkan oleh ombak dan arus laut yang sifatnya merusak, yang dapat dipicu karena terganggunya keseimbangan alam di daerah pantai tersebut. Selain itu, abrasi juga bisa disebabkan oleh ulah manusia.
Latar belakang fenomena tersebut menjadi menarik perhatian siswa SMA Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta. Adalah Zahirah Mentari Supriyono, siswa kelas X yang mencoba menelaah dan membuat karya tulis dengan judul “Pantai : Jawa Tengah Di Telan Abrasi Pantai Utara”. Karya ini sengaja di susun untuk presentasi tahap lanjutan lomba inovasi generasi muda dalam peradaban baru teknologi kelautan Indonesia di Fakultas Teknik Universitas Hassanudin.
Dalam paparan karya tulis tersebut, Zahirah menyampaikan fakta-fakta di lapangan terkait dampak abrasi. “Abrasi pantai itu menyebabkan empat kilometer pemukiman yang bernama Kampung Bulak lenyap ditelan abrasi dan sekarang sudah menjadi lautan. Warga Kampung Bulak yang bernama Pak Sumadi mengatakan bahwa mereka terpaksa pindah akibat abrasi pantai tersebut”. Demikian salah satu cuplikan fakta lapangan tulisan Zahirah.Melihat fenomena tersebut, Zahirah menyampaikan solusi-solusi alternatif yang dapat dilakukan dalam karya tulisnya. Beragam cara untuk menghambat laju abrasi di Pantai Utara Jawa Tengah, seperti menanam buis beton atau bahan bangunan berbentuk silinder dari beton. Membangun tanggul laut, tetapi memang biayanya cukup mahal. Masyarakat di sekitar pantai juga diminta pemerintah untuk menanam bakau yang biaya nya cenderung terjangkau. Sebagai masyarakat, kita bisa membantu mencegah abrasi dengan cara menanam pohon bakau dan tidak menebangnya saat sudah besar, ujarnya ketika dihubungi tim humas saat dimintai keterangan terkait karya tulisnya pada Kamis, (2/12/2021).
0 comments:
Posting Komentar