SOLO – Sekolah budaya SD Muhammadiyah 1 Ketelan mendukung penuh program pemerintah kota Surakarta terkait nabuh gamelan setiap Kamis Legi yang muaranya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila ini dicetuskan sebagai pedoman untuk pendidikan Indonesia.
Pelajar Pancasila disini berarti pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan memiliki karakter sesuai nilai-nilai Pancasila. Pelajar yang memiliki profil dengan enam dimensi pembentuknya. 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong; 4) Berkebinekaan global; 5) Bernalar kritis; 6) Kreatif.
“Gamelan jiwaku, dibunyikan setiap kamis legi," kata penggerak seni budaya Agung Sudarwanto, Rabu (19/1/2022).
Perlu dibudayakan tentang nabuh gamelan karena beberapa hari ini beberapa bulan tahun gaung gamelan kurang memasyarakat karena pandemi. Adanya inovasi menabuh gamelan, maka mampu membangun kesehatan lingkungan.
Kesehatan lingkungan mungkin tidak secara tekstual dalam arti, kesehatan, lingkungan atau dunia kita, dunia kerja, karena dengan demikian mempererat rasa saling peduli, mempererat kerukunan, kegotongroyongan, kolaborasi antara guru dan karyawan dalam rangka meningkatkan kualitas mutu pendidikan
“Alhamdulillah dengan adanya instruksi dari Dinas Kebudayaan dan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan kita makin semangat dan merapatkan barisan, merapatkan visi dan misi untuk selalu melestarikan seni dan budaya,” ujar alumnus Program Pascasarjana ISI Solo.
Sementara itu, menurut Kepala Sekolah Hj Sri Sayekti MPd melalui Wakil Kepala Sekolah bidang Humas Jatmiko adanya kegiatan nabuh gamelan setiap Kamis Legi bisa menjadi destinasi Pendidikan Paket wisata nabuh gamelan dan dolanan anak tempo dulu.
“Kegiatan ini insya Allah mampu memberikan edukasi bagaimana belajar kerjasama dengan kelompok orang yang memainkan musik gamelan jawa. Mengasah memori otak atau menenangkan dengan mengolah rasa agar selaras. Melatih kesabaran karena pada dasarnya semua instrumen dalam gamelan bisa ditabuh sekaligus,” ujar Jatmiko.
Selain itu, Sekolah yang berdiri sejak 1935 dekat Pura Mangkunegaran, wisata religi Masjid al Wustha Mangkunegaran, Pasar Legi, stasiun balapan, monumen pers nasional, dan taman balekambang.
“Sudah ada permohonan studi tiru dari Kelompok Kerja Sekolah Penggerak dari Kabupaten Guung Kidul dengan visitor sebanyak 32 orang,” pungkasnya.
Kontributor, Humas Jatmiko.
0 comments:
Posting Komentar