Minggu, 02 Januari 2022

SD Muh 1 Ketelan Membumikan Budaya Positif dan Fisolofis Pendidikan

SOLO – Program Sekolah Penggerak SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta  Gelar Membumikan Budaya Positif dan Filosofis Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD).

Acara dengan narasumber Dwi Suparwanto SPd, Tri Yuniarti SSi SPd dan Dyah Elina Indriyani ini berlangsung di ruang kelas sekolah sehat kelas VI, Kamis-Jum’at  30-31 Desember 2021.

Dengan tetap menerapkan protokol Kesehatan peserta di-thermo gun sebelum memasuki ruang, memakai masker, hand sanitizer, dan duduk berjarak kegiatan dimulai pukul 07.30 WIB.

Kepala Sekolah Hj Sri Sayekti SPd melalui Wakil Kepala Sekolah bidang Humas Jatmiko menjelaskan, kegiatan sosialisasi bertujuan meningkatkan kualitas dalam hal pengetahuan baik bagi guru dan karyawan yang muaranya membentuk profil pelajar Pancasila. Tenangkan hati dan pikiran. Arahkan semua  perhatian untuk  fokus belajar
hadirkan  rasa ingin tahu,  syukur, dan  kebijaksanaan.

“Capaian umum mengetahui Filosofi Pendidikan KHD. Mengetahui nilai-nilai (GP) dalam  upaya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Mengetahui Visi Guru Penggerak. Mengetahui Budaya positif,” papar Humas Reward terbaik 1 versi Perguruan Muhammadiyah Solo, Jum’at (31/12/2021).

Sambung dia, capain khusus mampu membuat gambaran diri di masa depan terkait dengan nilai-nilai dan  peran seorang Guru Penggerak. Memahami bahwa Profil Pelajar Pancasila (dan Peran-Nilai GP) ditumbuhkan lewat keteladanan, serta pembiasaan yang konsisten dan sistemik. Memahami bahwa program PGP menuntut CGP untuk  aktif membuat makna dan mengambil pembelajaran  yang positif.

Salah satu narasumber Dwi Suparwanto menjelaskan, Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan  kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat  mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-  tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota  masyarakat” (KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.1, paragraph 4)
“Pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya  kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat  memperbaiki lakunya hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat  anak” (KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.1, paragraph 5.

“Guru dan murid berkolaborasi untuk menginisiasi/menciptakan  kedalaman (rasa takdjub dan kasmaran) spiritual, intelektual dan  sosial untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia. Siswa dan guru merdeka belajar yang berkolaborasi bersama  menggali dan mengembangkan potensi siswa dan mengakomodasi. Bagja ‘selamat dan bahagia’,” ujar Dwi Suparwanto.

Kontributor, Humas Jatmiko.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar