Minggu, 23 Januari 2022

Sekolah Penggerak SDM 1 Ketelan Kampanye Cegah Perundungan

SOLO – Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 1 Ketelan menjadi salah satu sekolah penggerak di Kota Surakarta saat gencar kampanye cegah perundungan di tengah pandemic Covid-19 dan Omicron, Jumat (21/1/2022).

Kepala Sekolah Sri Sayekti menjelaskan, sebagai sekolah penggerak dan Pendidikan penguat karakter maka harus menjadi garda terdepan melakukan promotif. Semua warga sekolah harus dipahamkan tentang bullying dan seluk beluknya. 

“alhamdulillah, sekolah saat ini belum ada kejadian perundungan. Kalau di luar sana terjadi bisa jadi kejadian itu semua terjadi dikarenakan hanya karena kurang paham saja dengan bullying,” Ujar Sayekti.

Kenapa setelah promotif kemudian pencegahan? Harapannya, setelah mengetahui seluk beluk bullying, penyuluhan ini segera bisa langsung dipraktikkan secara terbuka dan sistematis.

“Pencegahan yang dimaksud disini lebih ditekankan kepada kemampuan deteksi dini tindakan bullying, sehingga dengan memahami ini semua diharapkan sekolah mampu mencegah tindakan bullying sedini mungkin,” imbuhnya.

Kanit Bilponmas Polresta Solo, IPTU Heny Sofianti menuturkan ada beberapa faktor penyebab terjadi bullying pada anak-anak, antara lain faktor keluarga. 

Orang tua yang terbiasa berbicara keras dan memarahi membuat anak berpotensi menjadi korban bullying. Hal itu karena anak menjadi pribadi yang pendiam, tertekan, dan takut.

"Terkadang anak tidak tahu bahwa perbuatan yang mereka lakukan itu termasuk bullying, misal usil mengambil alat tulis, hingga membuat temannya menangis. Oleh karena itu kami memberikan pemahaman kepada mereka tentang bullying biar mereka tahu. Harapannya supaya mereka tidak menjadi korban dan pelaku bullying," paparnya.

Pemateri memang sengaja meminta anak yang pernah menjadi korban bullying untuk maju ke depan. Tujuannya agar anak-anak tidak menjadi pelaku sekaligus mencegah temannya agar tidak mem-bully.

Salah seorang siswa kelas IV, Alvaro Rafasya merasa senang bisa melihat dan mendapatkan materi dari polisi secara langsung.

Menurutnya dia menjadi lebih paham tentang bullying. Dirinya mengaku pernah menjadi korban bullying oleh teman di sekitar rumahnya.

"Dulu saya pernah di-bully oleh teman-teman rumah. Mereka merundung saya. Saya sempat ingin membalas tapi enggak jadi karena saya tahu itu perbuatan tidak baik," ucapnya.

Kontributor, Humas Jatmiko.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar