Platform Merdeka Mengajar yang telah diluncurkan di Merdeka Belajar Episode ke-15 bertujuan untuk membantu para guru mengajar sesuai dengan kemampuan murid, menyediakan latihan untuk meningkatkan kompetensi, serta berkarya dan menginspirasi rekan sejawat.
Tujuan pendidikan Islam yang hendak dibidik di era industry 4.0 menuju era society 5.0 adalah untuk membimbing, mengarahkan, dan mendidik seseorang untuk memahami dan mempelajari ajaran agama Islam.
Yang muaranya diharapkan peserta didik memiliki kecerdasan berpikir (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan memiliki kecerdasan Spiritual (SQ) untuk bekal hidup menuju kesuksesan dunia dan akherat.
Pembelajaran pendidikan agama islam dan budi pekerti (PAIBP) berbasis merdeka belajar merupakan aktualisasi pembentukan kompetensi karakter peserta didik. Hal tersebut menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan.
Guru harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, pemilihan dan penggunaan media pembelajaran, pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran, keterampilan menilai hasil-hasil belajar peserta didik, serta memilih dan menggunakan strategi atau pendekatan pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis merdeka belajar, sekolah membentuk tim Guru PAI dan Budi Pekerti, ISMUBA kalau di persyarikatan Muhammadiyah. Ismuba (Al Islam kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab) adalah Mata Pelajaran yang merupakan muatan kurikulum Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PPM) yang terdiri dari Pendidikan Agama Islam meliputi Aqidah, Akhlaq, Tarikh; Hijaiyah untuk kelas 1-3 dan Bahasa Arab untuk kelas 4-6; Al Qur’an; Kemuhammadiyahan; dan Ibadah.
Ismubaristik merupakan kurikulum ciri khusus, salahsatunya di SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta dikenal ISMUBARISTIK (Karakteristik Ismuba) mencakup pengetahuan dan projek sebagai cermin perwujudan profil Pelajar Pancasila yaitu Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlaq mulai, pelibatan peserta didik saat riset di setiap kelas pada pertemuan pertama.
Tim Guru PAI dan Budi Pekerti juga menyusun kalender pendidikan, Prota, Promes, RPP berdasarkan kurikulum sekolah dan silabus dari Diknas dan Kemenag-PAIS.
Dalam menjalankan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pihak sekolah tidak mengintervensi Guru dan siswa, sehingga susana belajar di kelas berlangsung efektif.
Guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran di kelas menekankan pentingnya akan tujuan materi, kemandirian, dan aplikasi pada kehidupan sehari-hari. Asesmen penilian tidak cukup dengan tes tulis maupun lisan, tetapi instrument refleksi menjadi instrument tambahan dalam penilaian proses pembelajaran siswa.
Guru harus bisa efektif memberikan pembelajaran yang menyenangkan, bermakna, dan berdampak pada daya serap anak, Platform Merdeka Mengajar ini dapat memberi fasilitas yang dapat digunakan guru untuk mewujudkan pembelajaran yang memerdekakan.
Pendidik bisa melihat referensi dan mengambil inspirasi dari guru-guru lain, serta dapat mengambil aksi nyata dari bebagai modul ajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau modul ajar misal Fase A (Kelas 1-2) meliputi al Qur’an dan Hadits huruf hijaiyah, Buku Murid Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Bab 1, Akhlak Rukun Iman, Buku Guru Buku Panduan guru agama islam dan budi pekerti, Sejarah peradaban islam kisah nabi yang wajib diimani, Akhlak bersyukur kepada Tuhan, hingga asesmen yang tersedia dalam platform.
Banyak video inspirasi di Platform Merdeka Mengajar kita bisa berlatih sendiri, di mana pun, kapanpun, tanpa terhalang tempat dan waktu. Belajar apa itu pendidikan yang memerdekakan, bagaimana caranya mempraktikkan Kurikulum Merdeka, dan lain-lain. Kita dapat mengakses materi-materi RPP yang tersedia di Platform Merdeka Mengajar. RPP bisa kita modifikasi sesuai keadaan di sekolah kita.
Mudahnya Pakai Platform Merdeka Mengajar
Menggunakan Platform Merdeka Mengajar, sangat mudah. Pertama-tama, para guru dan kepala sekolah dapat masuk ke platform Merdeka Mengajar dengan menggunakan Akun Google berdomain belajar.id (Akun Pembelajaran) atau madrasah.kemenag.go.id (Akun Madrasah). Merdeka Mengajar dapat diakses melalui penjelajah atau browser dengan tautan guru.kemdikbud.go.id maupun lewat aplikasi di Google Play Store (Android).
Beberapa produk dan fitur dalam platform pun memungkinkan untuk diakses secara luring, misalnya dengan mengunduh materi Perangkat Ajar ke gawai pengguna.
Diperlukan dan ditambahkan fitur unggahan atau upload hasil karya siswa dan fitur unduhan sertifikat jika guru melakukan pelatihan mandiri.
Jurnal Pendidikan Islam, Volume 9, No.I/2018, disebutkan bahwa para pakar pendidikan telah berusaha merumuskan tujuan pendidikan Islam sesuai dengan pemahaman mereka masing-masing terhadap berbagai ayat al-Qur’an. Abd. Fatah Jalal misalnya, merumuskan tujuan Pendidikan Islam dengan mendasarkan pada ayat al-Qur’an agar manusia beribadah hanya kepada Allah. (QS. alDzariyat : 56; al-Baqarah : 21; al-Anbiya : 25; al-Nahl : 36).
Kurikulum operasional di SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta memuat seluruh rencana proses belajar yang dilaksanakan di SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, sebagai pedoman seluruh penyelenggaraan pembelajaran dan dikembangkan sesuai konteks dan kebutuhan peserta didik dan satuan Pendidikan.
Komponen dalam kurikulum operasional ini disusun untuk membantu proses berpikir dan mengembangkan satuan Pendidikan. Dalam pengembangannya, dokumen kurikulum refleksi ini juga merupakan hasil refleksi unsur pendidik di SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta. Dan terutama peserta didik dalam mencapai profil Pelajar Pancasila.
Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Ke enam ciri tersebut dijabarkan sebagai berikut :
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia : Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.
2. Berkebinekaan global : Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya dengan budaya luhur yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen dan kunci kebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.
3. Bergotong royong : Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.
4. Mandiri : Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.
5. Bernalar kritis : Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil Keputusan.
6. Kreatif : Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.
Demensi-demensi tersebut menunjukkan bahwa profil Pelajar Pancasila tidak hanya fokus pada kemampuan kognitif tetapi juga sikap dan prilaku sesuai jati diri sebagai bangsa Indonesia sekaligus warga dunia
Penjelasan di atas menggambarkan posisi dan fungsi profil Pelajar Pancasila dalam kurikulum sekolah yaitu:
1. Tujuan jangka Panjang segala proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah
2. Kompetensi dan karakter yang perlu dikembangkan oleh setiap warga sekolah
3. Benang merah yang menyatukan segala praktik yang dijalankan di sekolah
Oleh Dwi Jatmiko
Guru PAI dan Humas SD Muhammadiyah 1 Surakarta
Mahasiswa PAI Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta
0 comments:
Posting Komentar