SOLO – Berbagai pertanyaan kritis muncul dari para peserta event literasi bertajuk “Bimbingan Daring Menulis Artikel Ilmiah Populer di Media Massa”, Minggu (24/4/2022).
Urgensi menulis. Pengembangan diri dan profesi. Mengasah dan menuangkan ide gagasan lewat media. Menulis merupakan sebuah prasasti. Tulisan ilmiah populer di media massa dapat dinilai untuk angka kredit guru dalam unsur publikasi ilmiah.
Angka kredit tulisan ilmiah populer di bidang pendidikan formal dan pembelajaran pada satuan pendidikan dimuat di media massa tingkat nasional angka kreditnya sebesar 2 dan jika dimuat di media massa tingkat regional dan media online resmi (bukan blog) nilai angka kreditnya 1,5.
Dengan sigap, Pemimpin Redaksi Jawa Pos Radar Solo Kabun Triyatno yang menjadi pemateri tunggal dalam acara itu menyarankan agar memahami apa itu artikel ilmiah popular.
Tulisan Ilmiah Populer adalah tulisan ilmiah yang dipublikasikan di media massa (koran, majalah, atau media online yang mempunyai alamat website resmi bukan blog).
“Tulisan ilmiah populer dalam kaitan dengan upaya pengembangan profesi guru merupakan tulisan yang lebih banyak mengandung isi pengetahuan, berupa ide, atau gagasan pengalaman penulis yang menyangkut bidang Pendidikan pada satuan pendidikan penulis bertugas,” ujarnya memberi tips.
Lihat Buku 4 Pedoman Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dan Angka Kreditnya: 2019). Kemudian ia memberi contoh artikel yang dinilai atau Penilaian Angka Kredit (PAK). Isi artikel ilmiah populer sesuai tupoksi masing-masing.
Baik guru, kepala sekolah maupun pengawas. Untuk guru mapel tema artikel ilmiah popular sesuai bidangnya dan ada unsur pembelajaran ke siswa/peserta didik.
Menyebutkan minimal sekali satuan pendidikan/sekolah penulis bertugas di dalam isi artikel. Ada inovasi baru dalam pembelajaran.
“Problem yang sering dihadapi. Sulit mendapat ide tulisan. Buntu di tengah jalan saat menulis. Kehilangan momentum. Tidak memiliki planning yang jelas dan Problem administrasi,” terangnya.
Sementara itu, salah satu peserta Wakil Kepala Sekolah bidang Humas Sekolah Penggerak SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, Jatmiko mengatakan bagi saya, menulis siaran pers itu benar-benar membutuhkan usaha yang ekstra.
"Menulislah, Asyiknya belajar menulis artikel ilmiah popular karena artikel yang dipublikasikan akan dibaca banyak orang, termasuk para penentu kebijakan, yang tentunya bisa menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan,"ungkap Jatmiko.
Dari situ, saya belajar bagaimana cara menulis siaran pers yang baik dan benar dari atasan. Dimulai dari judul dan lead harus sesuai, diawali dari hal yang paling penting menuju yang biasa seperti segitiga terbalik.
Selain itu, dalam awal paragraf harus meliputi 5W+1H. What (apa), who (siapa), when (kapan), where (di mana), why (mengapa), dan how (bagaimana).
Kontributor, Jatmiko.
0 comments:
Posting Komentar