SOLO – Awal tahun pelajaran 2022/2023, Sekolah Penggerak Perubahan SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta menggelar apel dan perbaikan fasilitas lapangan serba guna berwarna biru. Hal ini sebagai tanda penyambutan dari pihak sekolah terhadap datangnya siswa baru, Senin (13/7/2022).
Kepala Sekolah Penggerak Perubahan, Sri Sayekti memastikan anak didik masuk tatap muka menerapkan protokol Kesehatan secara ketat.
"Usaha sekolah selalu membiasakan siswa mencuci tangan, cek suhu, dan scan aplikasi Peduli Lindungi sebelum memasuki sekolah. Memakai masker, memvaksin semua siswa, melibatkan satgas Covid-19 tingkat sekolah dan Usaha Kesehatan Sekolah," kata Sri Sayekti.
Kebijakan tersebut, sambung dia, merupakan hasil koordinasi dengan Satgas Covid-19 Sekolah dengan pihak-pihak berkepentingan dengan capaian vaksinasi Covid-19 bagi siswa, guru dan tenaga kependidikan yang telah memenuhi syarat PTM 100 persen.
Sekolah memastikan memulai pembelajaran dengan Kurikulum Merdeka tahun kedua. Kurikulum tersebut diterapkan ke siswa kelas I, II, IV dan V. Sedangkan kelas III dan VI menggunakan kurikulum 2013 dengan ruh pembelajaran kurikulum merdeka.
Berdasarkan laporan lembaga PBB Unicef bertajuk Are Children Really Learning?, disebutkan bahwa kehilangan pembelajaran tatap muka secara global itu setara dengan 2 triliun jam. Sekitar sebanyak 147 juta anak di seluruh dunia kehilangan lebih dari setengah alokasi pembelajaran tatap muka selama pandemi Covid-19.
“Selamat datang siswa-siswi terbaik di sekolah penggerak perubahan. Dan, saya ucapkan Jazakumullah atas kepercayaan telah menitipkan putra – putrinya di sekolah sekolah yang berusia 87 tahun. Anak hebat orang tua terlibat, bergerak serentak displin beribadah, insya Allah kurikulum merdeka memulihkan semua,” ucapnya.
Menurut Sayekti, Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum pemulihan. Kurikulum tersebut sedikit demi sedikit memungkinkan mengejar ketertinggalan akibat learning loss.
Pada Kurikulum Merdeka ada paradigma pembelajaran baru yang sesuai Profil Pelajar Pancasila. Kegiatan ini diharapkan mampu mengembangkan kompetensi murid sesuai dengan capaian pembelajaran pada fasenya.
“Yang muaranya membentuk Profil Pelajar Pancasila, dan menjadi generasi emas 2045 yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif,” beberya.
Kontributor, Jatmiko.
0 comments:
Posting Komentar