SOLO – Sentra jajanan/kantin sebagai salah satu unsur penunjang di institusi pendidikan memiliki peran penting dalam menyediakan pangan yang aman dan sehat dalam mewujudkan generasi yang hebat, sehat dan tangguh.
Hal itu disampaikan kepala sekolah sehat berkarakter SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta Sri Sayekti salah satu narasumber dalam ‘Workshop Nasional Higiene Sanitasi Kantin Sekolah/Madrasah dan Perguruan Tinggi’ yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia lewat aplikasi Zoom Cloud Meetings, Selasa (9/8/2022).
“Oleh karena itu, Kantin Sehat Ramah Anak di institusi pendidikan harus memenuhi aspek higiene sanitasi yang sesuai standar kesehatan. Terima kasih Direktur Penyehatan Lingkungan dr. Anas Ma’ruf, MKM yang telah memberi kesemapatan untuk memaparkan Implementasi Higiene Sanitasi Kantin Sekolah,” ujarnya.
Maka, Kantin Sekolah Penggerak Perubahan sebelum 2015 Kantin Sekolah bukan bagian dari program sekolah, untuk kepentingan pribadi dan dikelola Penjaga Sekolah. Tidak memiliki program kerja, sasaran, target, SOP yang baku. Makan yang disajikan bukan B2SA. Tidak melibatkan Pemangku kepentingan.
“Setelah tahun 2015, Kantin Sekolah Sehat sebagai Program kantin sekolah, bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan sehingga dikelola oleh tim yang mendapat SK dari Kepala Sekolah. Memiliki program kerja, sasaran, target, SOP yang baku. Makanan B2SA. Melibatkan Pemangku kepentingan. Melaksanakan Diklat dan pembinaan. Bekerjasama dengan Pihak terkait mulai dari Dinas, Perguruan Tinggi, RS, dan lain sebagainya,” ujarnya.
Menurutnya, latar belakang berdirinya kantin diawali kekhawatiran terhadap kondisi derajat kesehatan anak didik yang semakin menurun akibat dari tidak dilaksanakannya prilaku hidup bersih dan sehat baik di sekolah maupun di rumah. Anak lebih menyukai makan-makan cepat saji, makanan yang mengandung zat kimia berbahaya. Kebiasaan mengkonsumsi pangan bahan yang tidak bervariasi, sehingga kecukupan gizi tidak tercapai.
“Banyaknya pedagang di sekitar sekolah saat jam pulang siswa,” tuturnya. Selain itu, adanya kantin di sekolah bertujuan meningkatkan proses pembelajaran sebagai indikasi sekolah sehat, memiliki ketahanan pangan dan Kesehatan. Menciptakan kondisi sekolah yang baik, untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga di kemudian hari warga sekolah dapat bertanggungjawab dalam upaya-upaya menjaga kesehatan lewat penyediaan pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA).
“Mengenalkan Konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman sehingga anak mengetahui dan membawa kepada keluarga keragaman konsumsi pangan,” pungkasnya.
Kontributor, Jatmiko.
0 comments:
Posting Komentar