Pentingnya memilih model pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar untuk diterapkan di dalam kelas. Pemilihan jenis model pembelajaran yang kurang tepat bisa mengakibatkan masalah yang terjadi di dalam kelas.
Model Project Based Learning (PjBL) merupakan pembelajaran yang tepat untuk diaplikasikan dalam rangka mengingkatkan hasil belajar. model pembelajaran PjBL (Project Based Learning) merupakan pembelajaran yang inovatif yang melibatkan kerja proyek dimana peserta didik bekerja secara mandiri dalam mengkonstruksi pembelajarannya dan mengkulminasikannya dalam produk nyata. PjBL dibangun atas kegaitan pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan tantangan bagi murid yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan secara berkelompok.
Wahyu Dewi Miranti, guru kelas V SD Muhammadiyah 21 Baluwarti Surakarta, memilih menerapkan model pembelajaran PjBL dalam pembelajaran matematika sebagai alternatif untuk meningkatkan motivasi belajar tematik tema 4 muatan pelajaran IPA. Sebagai wujud aplikatif dalam kehidupan sehari-hari dalam materi sehat itu penting, Kamis (18/10/2022).
Menurut Mira, model PjBL merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan kreatifitas di mana murid bebas untuk merencanakan aktivitas belajar melaksanakan proyek, dan menghasilkan produk kerja yang bisa dipresentasikan.
“Model PjBL adalah Metode yang bersifat student-centered pedagogy ini memungkinkan murid untuk terus berinovasi secara mandiri dalam proses belajar ,” ujarnya.
Selanjutnya Mira mengungkapkan 6 langkah pembelajaran pada model PjBL. Langkah pertama : penentuan pertanyaan mendasar. Dalam kegiatan ini guru mengajukan pertanyaan pemantik. “sudahkah kalian mengenal proses peredaran darah pada manusia ?” dalam praktik dilingkungan sekitar, pernahkah kalian melihat gambar atau video terkait proses peredaran darah manusia ?”. untuk mengetahui apa yang telah diketahui oleh murid setelah guru menjelaskan proses peredaran darah yang terjadi pada manusia.
Pada langkah ke-2 : Mendesain Perencanaan proyek. Guru membagi murid menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok berjumlah 4-5 anak yang heterogen. Murid mempersiapkan diri meliputi persiapan alat, bahan, media, sumber yang dibutuhkan,” tuturnya.
Selanjutnya, Mira mengungkapkan langkah ke-3 : Menyusun Jadwal Pelaksanaan Proyek. Guru dan murid membuat kesepakatan tentang jadwal pembuatan produk dan menyusun jadwal penyelesaian proyek dengan waktu yang telah ditentukan bersama selama 15 menit.
“Selanjutnya langkah ke-4 : memonitor keaktifan dan perkembangan proyek. Murid melakukan pembuatan proyek tentang proses peredaran darah. Bahan dan alat yang disiapkan murid dalam setiap kelompok meliputi : botol air mineral sebanyak 7, selang 3 meter, isolasi, gunting dan lem tembak. Sesuai dengan langkah-langkah yang sudah di sampaikan oleh guru. Guru selanjutnya memantau keaktifan murid selama melaksanakan proyek dan membimbing jika mengalami kesulitan.,” ungkapnya.
“Langkah ke-5: menguji hasil. Pada langkah ini, guru bersma murid berdiskusi. Membahas kelayakan proyek yang telah dibuat dan yang akan dipaparkan di depan kelas.” jelasnya.
“Terakhir langkah ke-6: evaluasi pengalaman belajar, Setiap kelompok mempresentasikan secara bergantian dan menjelaskan hasil produk yang buat. Guru menanggapi hasil dan memberi apresiasi.” Tambahnya.
Menurut salah satu siswa kelas V, M. Ilham Widiyanto kegiatan pembelajaran tematik hari ini menyenangkan dan sangat seru sekali.
“Pembelajaran menjadi menyenangkan, karena belajar secara kelompok dan seru karena kelompok saya dipilih untuk pertama kali untuk mempresentasikan di depan kelas terkait project yang sudah selesai dibuat.” Ungkapnya.
Sukses Bu Mira...
BalasHapus