SOLO – Siswa-siswi SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta mewarnai logo Muktamar Muhammadiyah dan `Aisyiyah pada jam pelajaran Kemuhammadiyahan dalam rangka turut serta menyemarakkan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan `Aisyiyah.
”Al Hamdulillah, anak-anak senang belajar Kemuhamamdiyahan. Semoga dengan menggambar mampu mengasah kreativitas,”kata Guru Kemuhammadiyahan, Baruno Nasution sambil tersenyum, Kamis (17/11/2022).
Pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pembelajaran yang harus diberikan pada sekolah Muhammadiyah dengan tujuan membentuk karakter yang unggul, tidak hanya pada bidang pengetahuan dan teknologi, tapi juga berkarakter Islami.
”Al Hamdulillah, anak-anak senang belajar Kemuhamamdiyahan. Semoga dengan menggambar mampu mengasah kreativitas,”kata Guru Kemuhammadiyahan, Baruno Nasution sambil tersenyum, Kamis (17/11/2022).
Pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pembelajaran yang harus diberikan pada sekolah Muhammadiyah dengan tujuan membentuk karakter yang unggul, tidak hanya pada bidang pengetahuan dan teknologi, tapi juga berkarakter Islami.
KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah bukan sekedar untuk memperbanyak sekolah dan perguruan tinggi, melainkan untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dan mewujudkan masyarakat utama, adil dan makmur berjalan menurut garis yang di-Ridhoi Allah SWT.
“Oleh sebab itu, belajar Kemuhammadiyahan diajarkan wajib dilakukan sejak dini agar generasi penerus agama ini tidak mengalami buta organisasi. Al-Quran dan As-Sunnah sebagai acuan atau pedoman dalam kehidupan sehari-hari mereka. Untuk itulah, mata pelajaran Kemuhamamdiyahan menjadi sangat penting,” bebernya.
Dalam perjalanannya pedidikan Al-Islam dan Kemuhamadiyahan terdapat dimensi perubahan pada paradigma pendidikan behaviorisme ke arah kontruktivis, sehingga lebih menitik beratkan pada kemandirian peserta didik dalam belajar.
“Oleh sebab itu, belajar Kemuhammadiyahan diajarkan wajib dilakukan sejak dini agar generasi penerus agama ini tidak mengalami buta organisasi. Al-Quran dan As-Sunnah sebagai acuan atau pedoman dalam kehidupan sehari-hari mereka. Untuk itulah, mata pelajaran Kemuhamamdiyahan menjadi sangat penting,” bebernya.
Dalam perjalanannya pedidikan Al-Islam dan Kemuhamadiyahan terdapat dimensi perubahan pada paradigma pendidikan behaviorisme ke arah kontruktivis, sehingga lebih menitik beratkan pada kemandirian peserta didik dalam belajar.
Rajwa `Aisyah Mau`ida Izzaty, siswi kelas 6 mengatakan, ˮSelamat melaksanakan Muktamar untuk Muhammadiyah dan `Aisyiyah di Solo, semoga semakin membawa Muhammadiyah dan `Aisyiyah lebih maju dan lebih bermanfaat untuk umat,” ujar Aisyah.
Pendidik di satuan pendidikan Muhammadiyah dituntut sempurna dalam mendidik, tentu itu tidak mudah. Terpenting ada kesamaan visi untuk mendidik pelajar Muhammadiyah sehingga bisa mencapai tujuan bersama.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, Jatmiko nderek Mangayubagyo Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48.
Pendidik di satuan pendidikan Muhammadiyah dituntut sempurna dalam mendidik, tentu itu tidak mudah. Terpenting ada kesamaan visi untuk mendidik pelajar Muhammadiyah sehingga bisa mencapai tujuan bersama.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, Jatmiko nderek Mangayubagyo Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48.
Pendidik Muhammadiyah, menurut dia, mempunyai tanggung jawab moral untuk turut mendakwahkan Islam yang berkemajuan.
Jadi, pendidik itu bukan sekadar mengajar di Muhammadiyah tapi benar-benar mendakwahkan misi mewujudkan Islam yang sebenar-benarnya.
“Mengajarkan nilai-nilai Islam di dalam semua mata pelajaran yang di ajarkan,” katanya.
Jadi, pendidik itu bukan sekadar mengajar di Muhammadiyah tapi benar-benar mendakwahkan misi mewujudkan Islam yang sebenar-benarnya.
“Mengajarkan nilai-nilai Islam di dalam semua mata pelajaran yang di ajarkan,” katanya.
Kontributor, Jatmiko.
0 comments:
Posting Komentar