SOLO – Sekolah Penggerak SD Muhammadiyah 1 Ketelan Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah kedatangan tamu dari Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S), Kelompok Kerja Guru (KKG) SD/MI Kotagede dan Pakualaman Kota Yogyakarta, Rabu (14/12/2022).
Rombongan yang terdiri dari Sekolah Dasar Negeri, Sekolah Dasar Islam Swasta, dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga tersebut bertujuan untuk melakukan studi tiru terkait peningkatan pemahaman dalam implementasi kurikulum merdeka (IKM).
“Mantab, SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta digitalisasinya sangat menginspirasi, implementasi Kurikulum Merdekanya sangat bagus cocok untuk referensi yang ingin belajar IKM,” ujar Kepsek SD Muhammadiyah Kleco Hindun Yafa Chotijah.
Mewakili rombongan studi tiru, Hindun juga menyampaikan terima kasih kepada sekolah penggerak yang telah memberikan sambutan hangat kepada rombongan.
”Terima kasih banyak telah mau berbagi akan ilmu yang dimiliki Sekolah Penggerak yang sudah menjadi Program Sekolah Penggerak pertama. Semoga kami juga bisa meniru keberhasilan tersebut dengan penyesuaian tentunya. Hadir sebanyak 51 peserta dan ikut membersamai Kepala bidang Pembinaan SD Mujino SPd MAcc,” imbuhnya.
Rombongan diajak sharing praktik baik P5 kependekan dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Projek ini adalah bagian dari Kurikulum Merdeka. P5 berupaya menjadikan anak didik sebagai penerus anak bangsa yang unggul dan produktif. serta dapat turut berpartisipasi dalam pembangunan global yang berkesinambungan.
"Kebetulan ibu Kepala Sekolah Sri Sayekti bersamaan kegiatan dinas di Lor In Solo, tim diampu SW Winarsi, Imam Priyanto, Sri Martono Lanjarsari dan ikut membersamai pengawas gugus II RA Ajeng Kartini Korwil III Kecamatan Banjarsari Tri Winarni," terang Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, Jatmiko.
Program Sekolah Penggerak berupaya mendorong satuan pendidikan melakukan transformasi diri untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, kemudian melakukan pengimbasan ke sekolah lain untuk melakukan peningkatan mutu serupa.
Bertujuan meningkatkan capaian hasil belajar peserta didik secara holistik baik dari aspek kompetensi kognitif maupun non-kognitif (karakter) dalam rangka mewujudkan profil pelajar Pancasila. Transformasi yang diharapkan tidak hanya terbatas pada satuan pendidikan, melainkan dapat memicu terciptanya ekosistem perubahan Pendidikan.
Dia menjelaskan, "SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta telah berusia 87 tahun dan berdiri sejak 1935, kehadiran sekolah sehat ini ingin berbagi sukses dan maju bersama dan saling membesarkan. Disambut dengan nyanyian Indonesia Jaya dan Pelajar Pancasila yang dibawakan Rajwa Aisyah Mau’ida Izzati binaan Yuliarto Wiku Prabowo," jelasnya.
Kontributor, Jatmiko.
0 comments:
Posting Komentar