SOLO – Workshop Kurikulum Merdeka (KM) diselenggarakan Badan Koordinasi Kepala Sekolah Muhamamdiyah (BKKSM) SD/MI Kabupaten Sukoharjo di Hotel Istana Hapsari Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023).
Workshop tersebut menghadirkan Kepala Sekolah Penggerak SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta Sri Sayekti, ikut membersamai Imam Priyanto dan SW Winarsi dengan moderator Heru Nugroho. Diikuti kepala sekolah dan guru SD/MI Muhammadiyah se-Kabupaten Sukoharjo.
Dalam kesempatan tersebut, Sri Sayekti mengatakan, Kurikulum ini dibuat dengan tujuan Pendidikan di Indonesia bisa seperti Pendidikan di negara maju lainnya dimana siswa diberikan kebebasan dalam memilih apa yang diminatinya dalam pembelajaran.
“Kurikulum merdeka merupakan jawaban dari segala permasalahan Pendidikan yang ada di Indonesia,” ungkapnya.
Kurikulum merdeka, kata dia, Kurikulum Merdeka lebih berfokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Proses Pembelajaran diharapkan menjadi lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru dan menyenangkan.
Selain tentang keunggulan, Sri Sayekti menjelaskan tentang karakteristik utama kurikulum merdeka. Menurutnya, implementasi kurikulum merdeka prose pembelajarannya berbasis projek untuk pengembangan soft skill dan karakter sesuai Profil Pelajar Pancasila.
“Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi,” paparnya.
Tak hanya itu, ada Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid.
“Jadi, Menurut Tomlinson (2001: 45) Pembelajaran Berdiferensiasi merupakan usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran dikelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti guru harus mengajar 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32 orang murid,” bebernya, sambil tersenyum.
Ada 3 strategi dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk. Diferensiasi konten terkait dengan apa yang diajarkan kepada murid dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan murid.
Diferensiasi proses mengacu pada bagaimana murid memaknai atau memahami apa informasi atau materi yang dipelajari melalui cara kegiatan berjenjang (murid bekerja membangun pemahaman yang sama tetapi dengan dukungan, tantangan dan kompleksitas yang berbeda).
“Menyediakan pertanyaan pemandu melalui sudut-sudut minat, membuat agenda individual untuk murid, memfasilitasi lama waktu untuk penyelesaian tugas murid, mengembangkan kegiatan yang mengakomodasi gaya belajar visual, auditori dan kinestetik serta menggunakan pengelompokan sesuai kesiapan, kemampuan dan minat murid,” ungkapnya.
Kontributor, Jatmiko.
0 comments:
Posting Komentar