Sahabat Muliska- Selasa, 21 Maret Kegiatan Pengajian Tarhib Bulan Ramadhan diselenggarakan Mulai jam 10.00 oleh Ustadz Wahyono, S.Ag dari Sukoharjo dan sesi Pengajian Tarhib Ramadhan guru dan karyayawn di sampaikan Ustadz Drs. Legowo Dwi Resihono dari Direktur Umroh PT Karisma
Bulan suci Ramadhan adalah bulan mulia, penghulu segala bulan.
Mungkin kita sudah berdoa dalam bulan Rajab kemarin...Allahumma barighlana fiirajabi wa sya'bana wa balighna Romadhon"
Allah swt mewajibkan umat islam yang mukmin (beriman) untuk berpuasa. QS. Al Baqarah ayat 183 menjadi dalil puasa, perhatikan terjemahnya “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.
Kata iman itu dalam sebuah hadist disebutkan ktk seorang sahabat bernama, Abu Amru bin Abdullah bertanya pada Rosulullah " yaa Rasulullah berilah nasehat pada saya maka, saya tidak akan bertanya sama orang lain ..kmdian Rasulullah bersabda " Amantubillahi Tsumastaqim" .." Imanlah pada Allah dan Istiqomah lah"....ada kata iman itu unsurnya bisa sempurna kalau mengandung :
1. Tasdiqun bilqalbi
2. Wa Iqrarun Bu lisan
3. Wa A'malun bil arhan
Takwa adalah tujuan akhir ibadah puasa. Dengan berpuasa diharapkan orang-orang mukmin menjadi bertakwa, yakni makin rajin penghambaanya kepada Allah swt dan makin merasa dekat kepada sang Pencipta. Karena kedekatan itulah, ia selalu merasa diawasi oleh Allah Swt. Puasa merupakan media untuk melahirkan perangai takwa. Kegiatan puasa adalah rahasia, seseorang berpuasa hanya dia yang tahu apakah dia puasa atau tidak.Lemah lesu dan loyo bukanlah pertanda seseorang puasa.Karena semua itu bisa dibuat-buat.
Menjalankan ibadah puasa setiap mukmin harus memotivasi diri. Beberapa hal yang bisa menjadi motivasi berpuasa adalah beberapa hadits nabi Muhammad Saw sebagai berikut:
#Puasa Ramadhan adalah pintu menuju pengampunan dosa,
Rasulullah Saw bersabda: Man Shama Ramadhana imanan wakhtisaaban gufira lahu mataqddama min zambihi. “Barangsiapa berpuasa Ramadan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.”(HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760).
Setiap waktu yang telah kita jalani, pasti tidak akan terlepas dari kekhilafan dan kelalaian dalam beribadah. Kini Ramadan hadir dan menjadi waktu yang paling tepat untuk mendapatkan pengampunan dosa-dosa yang telah lalu. Apalagi di bulan suci ini setiap kebaikan yang kita lakukan akan dinilai berlipat ganda.
Kita pun belum tentu memilliki kesempatan untuk bertemu Ramadan yang akan datang. Maka kesempatan ini harus kita manfaatkan sebaik baiknya. Ini adalah ramadhan terakhir dan tidak akan pernah terulang Ramadhan ini. Maka perbaikilah pelaksanaan puasa kita ini.
#Jangan biarkan puasa kita sia-sia
Rasulullah Saw besabda: “Kam min sha-imin laysa lahu min shiyaamihi illaljuu’ wal ‘athas Artinya: “Banyak orang yang berpuasa, namun mereka tidak mendapatkan apa pun selain dari pada lapar dan dahaga.”
Puasa bukan sekedar menahan lapar dan haus.Tapi juga menahan diri dari bicara keji, fitnah, hoax, dusta, ghibah.Meningkatkan kesabaran dalam menghadapi segala situasi. Sabar ketika macet, sabar ketika mengikuti protocol darurat corona, sabar ketika antri mendapatkan tabung gas elpiji, antri, dll
#Puasa adalah ibadah spesial
Kita semua pasti sudah tahu jika puasa adalah ibadah yang amalannya dilipatgandakan. Ibadah sunnah diganjar pahala ibadah wajib, dan yang wajib diganjar dengan berkali-kali lipat pahala. Namun satu hal yang membedakan puasa dari ibadah lainnya adalah ibadah yang satu ini khusus untuk Allah dan Dialah yang akan mengganjarnya sesuai dengan kehendaknya. Dengan segala rahmat dan kasih sayangnya, tentu nilai pahala yang akan diberikan-Nya tidak akan ternilai.
Rasulullah Saw bersabda: “Setiap amalan kebaikan anak Adam akan dilipatgandakan menjadi 10 hingga 700 kali dari kebaikan yang semisal. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman (yang artinya), “Kecuali puasa, amalan tersebut untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya karena dia telah meninggalkan syahwat dan makanannya demi Aku.” (HR. Muslim no. 1151)
#Puasa adalah perisai
Puasa adalah perisai lisan dan hati. Dalam Hadits Riwayat Bukhari disebutkan: “Puasa adalah perisai, maka janganlah dia berkata kotor dan bertindak dungu. Kalau pun ada orang yang mencela atau mencaci maki dirinya hendaknya dia katakan kepadanya, “Aku sedang puasa.”.
Imam Gazali dalam kitab Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, t.th., halaman 439), memberi nasihat sebagai berikut: Artinya: “Adab berpuasa, yakni: mengonsumsi makanan yang baik, menghindari perselisihan, menjauhi ghibah (menggunjing orag lain), menolak dusta, tidak menyakiti orang lain, menjaga anggota badan dari segala perbuatan buruk.”.
Ramadhan dan covid 19 hendaknya menjadi pembelajaran bagi seluruh umat manusia khususnya ummat Islam bahwa dunia dan kehidupan ini ada yang mengaturnya.Menjadi taqwa sebagai harapan di ujung puasa hendaknya menjadikan hati kita besabar dalam menjalankan aktivitas sebagai hamba, wallahu a’lam.
0 comments:
Posting Komentar