SOLO – Siswa kelas I Sekolah Penggerak SD Muhammadiyah 1 Ketelan Jawa Tengah mengikuti Kelas Inspirasi, di kelas sehat Jalan Kartini No 1 Ketelan, Rabu (4/10/2023).
Lukas Juri Adhi ST yang mendapatkan amanah dari Wali Kelas Fitria Hariyati MPd yang sehari-hari berprofesi sebagai praktisi proyek/kontraktor mengatakan, “Harapan anak-anak bisa mengerti elemen bangunan rumah sederhana yang sehat, aman, nyaman dengan mempertimbangkan kaidah struktur yang benar aman terhadap gempa,” ujar Lukas, sambil tersenyum.
Sementara itu, Kepala Sekolah Penggerak Sri Sayekti MPd mengatakan Kelas Inspirasi menjadi agenda sekolah penggerak. Tujuan diadakannya agenda untuk memberikan wawasan dasar bagi anak-anak mengenai impian yang akan diraih.
“Dalam rangka melaksanakan program sekolah penggerak dilingkungan SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, maka kami akan mengadakan kegiatan ”Kelas Inspirasi” kepada Siswa Kelas I – VI,” katanya.
Semua peserta tampak fokus menyimak cerita Lukas. Sebagian besar tampak tak sabar ingin tahu apa yang dilakukan orang tua tersebut untuk menyelesaikan tantangan menjadi orang tua yang inspiratif.
“Trus.. Trus, wah materinya keren tentang komponen fungsi struktur pondasi, kolom, balik, dinding dan atap yang aman,” ujar salah satu peserta yang tak sabar ingin tahu kelanjutan ceritanya.
Di tempat terpisah, Anggota Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta Jatmiko membeberkan bahwa at-thariqah ahammu mina-l-maddah, wal-mudarris ahammu minat thariqah, wa ruhu-l-mudarris ahammu mina-l-mudarris nafsihi”.
At-thariqah ahammu mina-l-maddah, (metode lebih penting dari materi) namun al-mudarris (guru) jauh lebih penting dari sekadar thariqah (metode).
Meskipun ada sebelas orang pemain inti dari pusat di lapangan, jika semuanya ayanen (epilepsi), maka tak akan ada seorang pun yang bisa memasukkan bola ke dalam gawang.
“Mengapa metode lebih penting dari materi? Karena materi apapun yang disampaikan guru atau orang tua sesuai kepakarannya, jika menggunakan metode yang tepat dan benar, maka akan dapat diterima para anak didik dengan baik,” bebernya.
Sebaliknya, materi yang telah dipersiapkan dengan matang, akan menjadi hampa, tanpa metode yang baik.
“Bukan sekedar gurunya saja, namun ruhu-l-mudarris (jiwa seorang guru) itu yang sebenarnya lebih penting dari keduanya (metode dan guru),” pungkasnya.
Kontributor, Jatmiko.
0 comments:
Posting Komentar