SOLO – Penilaian Sumatif Akhir Tahun (PSAT) Tahun Pelajaran 2023/2024 berbasis proyek pada mata pelajaran seni rupa. Sebanyak 130 siswa kelas VI ABCD SD Muhammadiyah 1 Solo (SD Muh 1 Solo), Jawa Tengah kompak bikin patung dari kertas atau koran bekas, Selasa (30/4/2024).
Asesmen kali ini menjadi hal yang sangat berkemajuan bagi siswa-siswi SD Muh 1 Solo. Asesmen yang biasanya berupa ujian tulis berganti berbasis proyek.
“Di mana Kurikulum Merdeka menekankan siswa dituntut aktif tergerak, bergerak dan menggerakkan dengan arahan dari bimbingan guru. Dalam hal ini ibu Annida Lathifa Riandy Putri,” ujarnya.
Annida Lathifa Riandy Putri, salah satu guru kelas VI menceritakan proses pembuatan patung diawali dari pembuatan bubur kertas dan kerangka tubuh disiapkan dari rumah.
“Kita ingin mengoptimalkan tri pusat Pendidikan yaitu sekolah, masyarakat dan keluarga. Maka pembuatan bubur kertas di kerjakan di rumah anak bisa kolaborasi dengan orang tua, bahan kerta atau koran, lalu ada lem dan kawat lentur,” ujarnya.
Petunjuk mengerjakan di awali dengan menyiapkan alat dan bahan untuk mengerjakan. Gunting kertas menjadi beberapa kotak. Buat beberapa potongan kotak kertas. Potong kawat untuk rangka bagian tangan dan kaki. Bungkus kawat dengan kertas.
“Usahakan membungkusnya dengan rapi agar patung aksi nantinya terlihat bagus,” ujar Annida.
Proses selanjutnya adalah beri lem pada kertas agar dapat menempel kuat di kawat. Lengkungkan tangan dan kaki agar membentuk posisi tertentu. Buat gulungan kertas yang nantinya akan kita gunakan sebagai badan. Satukan kaki dengan tangan dengan menggunakan kertas tadi.
Bentuk tangan dengan kaki berdasarkan gerak aksi tertentu yang sukai. Buat gulungan berbentuk telur yang akan dipasang sebagai kepala. Jangan lupa lumuri lem agar kuat dan tidak terbuka. Satukan kepala dan badan. Tangan dan kaki bisa dibentuk dengan posisi tertentu sesuai aksi yang diinginkan.
“Bungkus bagian badan dengan potongan kertas berkali-kali agar kuat. Tambahi lem agar gulungan badan terikat dengan kuat,” katanya.
Annida mengaku senang karena karya anak-anak selesai tepat waktu dan hasilnya luar biasa.
“Jika siswa mempunyai ide lainnya. Siswa diperbolehkan bebas untuk berkreasi yang inovatif,” sarannya, sambil tersenyum.
Kontributor, Jatmiko.
0 comments:
Posting Komentar